KUALITAS HIDUP ORANG PERCAYA

Tuesday, April 18, 2006

KEBANGKITAN KRISTUS : REAL ATAU MIMPI

KEBANGKITAN KRISTUS : REAL ATAU MIMPI

( Lukas 23 : 56b s/d 24 12, 1 Kor 15 : 17)

Kematian itu adalah musuh besar manusia. Itu sebabnya dengan berbagai cara manusia berusaha menghindarnya. Jikalau muncul gejala sakit, kita cepat-cepat mencari obat, apabila tidak sembuh maka dokter yang dicari. Mengadakan diet yang ketat supaya tubuh stabil. Giat berolah raga supaya tetap sehat. Minum vitamin supaya awet muda dan sebagainya. Semua ini untuk melawan atau paling sedikit mencegah kematian dini.

Demikian juga dengan Tuhan Yesus. Sebagai manusia Ia juga bergumul dengan kematian. Kalimat yang Ia mengucapkan, kalau bisa cawan ini berlalu dari pada-Nya. Yang artinya jikalau memungkinkan Jalan Salib ini tidak perlu ditempuh. Di Taman Getsemani Ia berdoa dengan peluh bercampur darah. Tiga kali berturut-turut Ia berdoa untuk permohonan yang sama, hingga akhirnya Ia menyerahkanNya di dalam kehendak Allah.
Di saat-saat yang menggentarkan itu, muncul salah seorang murid-Nya yang bernama Yudas Iskariot. Ia mengantar para tentara untuk menangkap Yesus. Pada malam itu juga Yesus diseret ke pengadilan. Ia diadili dengan cara yang paling tidak adil. Ia dicambuk dengan cambuk yang bermata kail, hingga kulitnya remuk. Ia disiksa dengan paksa, Ia ditendang dan diterjang. Ia diludahi dan dihina. Dan akhirnya, demi kepentingannya Pilatus akhirnya memutuskan menyalibkan Dia dan membebaskan Barabas si penjahat itu.

Bukit Golgota merupakan saksi sebab di sinilah Yesus disalibkan. Salib yang bagi orang dunia suatu penghinaan dan kekalahan, namun bagi Tuhan Yesus justru kemenangan. Mengapa? Karena Yesus bukan hanya mati disalibkan, tetapi Ia juga bangkit dari kubur. Alkitab mencatat, tatkala pagi-pagi buta, para wanita menuju ke kubur Yesus. Mereka bermaksud hendak merempahi mayat Yesus. Namun apa yang terjadi? Batu penutup kubu telah bergeser dan kubur-Nya terbuka. Yesus tidak ada di dalam. Lukas 26 : 6 mencatat “ Ia tidak di sini, Ia telah bangkit”

Apa arti Kebangkitan ini bagi kita? Saya mencatat ada 3 hal, yakni : Kebangkitan Kristus ini ini real, bukan iluminasi atau angan-angan. Kedahsyatannya melampaui segala-segalanya. Ada 3 hal yang akan kita lihat pada bagian ini. Kebangkitan Kristus menunjukkan :

Kebenaran Melampaui Dusta

Tuhan Yesus mengajarkan Kebenaran, tetapi justru Ia ditangkap dan dibunuh kareana Kebenaran ini. Ia dituduh dengan tuduhan palsu. Dunia yang penuh dusta sering membuat kita juga merasa demikian. Tidak jarang kita mendengar di dunia ini lebih gampang mendirikan Night Club dari pada gereja. Tidak jarang kita menemukan orang yang berbuat baik justru dirugikan. Ketika ada orang yang berlaku jujur justru disakiti. Sehingga ada orang mengatakan, jika saya berbohong justru tidak terjadi apa-apa, namun ketika saya jujur malah dipermasalahkan dan dipersulit. Lalau kita harus bagaimana?

Kebangktan Tuhan Yesus itu real. Jika kita tidak membuktikannya-pun, kebangkitan-Nya tidak dapat disangkal. Namun, kalaupun harus dibuktikan maka kita dapat menyampaikan dengan beberapa argumentasi :

Kubur Kosong boleh dikatakan bukti yang cukup nyata. Namun bagi orang yang tidak percaya tentu akan mengatakan bahwa mungkin Yesus pergi ke kubur yang salah. Atau Yesus hanya pinsan sehingga mayatnya dicuri oleh murid-murid-Nya. Tetapi bukankah para pengawal tidak mungkin menjaga kubur yang salah? Kubur itu ditempel materai. Walaupun pengetahaun kedokteran tidak secanggih saat ini, namun orang-orang yang menyalibkan Yesus itu bukan orang yang bodoh, sehingga mereka tidak dapat membedakan orang mati atau pinsan. Justru dusta para penjaga kubur yang harus dipertanyakan? Mengapa mereka sebagai penjaga tidak berusaha melawan “si pencuri” mayat itu? Bukankah murid-murid Yesus itu tanpa senjata? Lagi pula sebagai penjaga semestinya mereka yang bertanggung jawab atas pencurian ini, paling sedikit mereka yang ditangkap? Namun kenapa hal ini tidak dilakukan? Apa yang terjadi dibalik itu? Bukankah ini hanya dusta?

Ciuman maut Yudas Iskariot di Taman Getsemani dan 30 puluh keping perak uang yang sempat disentuhnya, tidak sanggup melumpuhkan Yesus. Paku di tangan dan kaki Yesus, tombak di perut-Nya kematian-Nya di atas kayu salib bahkan batu penutup kubur tidak dapat menahan kebangkitan-Nya. Makanya rasul Paulus mengatakan dalam 1 Korintus 15 :17 “Dan jika Kristus tidak dibangkitkan maka sia-sia kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu”. Jika Tuhan Yesus tidak bangkit,. Maka hari ini kita telah dibohongi secara besar-besaran. Sia-sialah pengorbanan murid-murid Yesus, sia-sisalha pengorbanan para misionaris. Dan sia-sia kita percaya kepada-Nya.

2 Kebaikan Melampaui Kejahatan

Kejahatan atau dosa ingin membinasakan Tuhan Yesus. Namun Yesus bangkit dan itu menandakan bahwa terbatasnya kejahatan itu. Dunia berusaha meruntuhkan Iman kita, namun kebangkitan Yesu justru meningkatkan iman kita. Banyak sekali cara yang dilakukan orang untuk menggoncang iman kita. Ada teolog yang menganggap Kebangkitan Tuhan Yesus tidak penting. Ia bahkan mengatakan bahwa kebangkitan hanya mitos. Lalu muncul Dan Brown yang menulis novel Da Vinci Code. Beliau mengatakan bahwa Yesus menikah dengan Maria Magdalena, padahal Alkitab tidak menulis hal itu. Ditambah lagi belakangan ini dengan santernya muncul Injil Yudas. Tidak tahu apa motivasi mereka yang sesungguhnya, tetapi kemungkinan ingin menggoyahkan Iman orang percaya.

Namun segala kejahatan yang berlabel “rohani” ini tidak sanggup menggoyahkan atau meruntuhkan iman kita. Karena kebaikan Tuhan Yesus yang telah bangkit ini melampaui segala perbuatan jahat itu. Untuk menyatakan diri sebagai orang percaya yang sejati maka ia harus mempraktekkan perbuatan baik, karena tanpa kebaikan maka sia-sia iman kepercayaan kita. Di atas kayu salib Yesus memperlihatkan integritas-Nya. Kepada orang-orang yang menyalibkan-Nya, Ia berkata “Ya Bapa Ampunilah mereka sebab
mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat” Ia mengasihi mereka, Ia mengampuni mereka, bahkan Ia menerima seorang penjahat yang bertobat.

Bagaimana dengan kita? Bagaimana caranya kita menghadapi orang-orang yang selalu berbuat jahat pada kita? Apakah saat ini kita sedang melakukan pembalasan atau tuntutan pada mereka? Bagaimana cara mempertanggung-jawabakan diri kita sebagai orang percaya? Iman itu tidak kelihatan, justru yang terlihat itu adalah perbuatan kita. Bagaimana seseorang dikatakan beriman jikalau kenyataannya tidak disertai perbuatannya? Jikalau keangkitan Tuhan Yesus telah mengalahkan kejahatan. Mengapa kita masih berada dalam posisi yang kalah?

Kasih Melampaui Dendam

Dunia benci Yesus, tetapi Allah mengasihi dunia ini. Itu sebabnya di dalam Yohanes 3 :16 kita dapat membaca “Karena Begitu besar kasih Allah akan dunia ini sehingga Ia telah mengaruniakan Anaknya tunggal supaya setiap orang yang percaya tidak binasa melainkan beroleh hiduap yang kekal”

Kasih Allah adalah kasih Agape, kasih yang walaupun (uncondisional love). Jadi walaupun IA disakiti, dihina,didera, bahkan disalibkan, Ia tetap saja mengasihi mereka yang meyalibkan Dia. Tuhan Yesus tidak menyimpan dendam, IA tidak memperhitungkan kesalahan. Kasih yang dipraktekkannya telah melampaui segala dendam yang ada.

Mari kita diam sejenak. Coba kita evaluasi diri kita. Pernahkah kita mencoba menghitung seberapa kali kita mengasihi orang-orang yang menyakiti kita dibandingkan dengan membalasnya kembali? Kadang mungkin kita tidak berani secara langsung mebalasnya, karena orang yang menyakiti kita itu adalah atasan kita. Namun dengan menyimpan kekesalaan di hati saja sudah termasuk membalas dendam bukan? Dan terlalu sering kita melakukannya.

Baru-baru ini saya menerima sms dari seorang kawan, yang memberitahu perihal sekelompok anak Tuhan yang di dalamnya juga ada hamba Tuhan sedang menuntut seorang gembala sidang ke pengadilan. Apakah ini merupakan hadiah paska baginya?. Jikalau yang dituntut itu karena kriminal tentu tidak masalah, namun jikalau Ia dituntut karena pelayanan; maka kita perlu bertanya-tanya? Ada apa gerangan?

Kadang kemerosotan orang percaya bukan karena pihak luar, tetapi karean ulah dan prilaku kita sendiri. Ingat, orang percaya bukan “badut” yang siap ditertawai oleh orang-orang., tetapi ia adalah teladan yang mesti dicontoh dihargai karena integritasnya, komitmennya, karakternya, kejujurannya dan kebaikan serta kesuciannnya. Kadang hanya gara-gara segelintir “oknum” telah merusak seluruh komunitas orang percaya itu secara menyeluruh. Jangan mengotori karya Agung Kebangkitan Tuhan Yesus, Kasihnya melampaui dendam. Jadi jika Anda menyimpan demdam maka Anda yang perlu dipertanyakan?

Melalui Kebangkitanm Kristus ini apa yang dapat kita pelajari hari ini? 1 Kebenaran Melampaui Dusta, 2. Kebaikan Melampaui Kejahatan dan Kasih Melampaui Dendam. Itu sebabnya mari bangkit dan sambutlah kemenangan ini. Bersatu kita bangkit menuju pengharapan yang pasti. Ya pengharapan yang pasti. Real bukan Mimpi,- (Paska 2006)