KUALITAS HIDUP ORANG PERCAYA

Friday, January 20, 2006

WANITA YANG BERHIKMAT

Kita boleh saja memiliki pengetahuan yang tinggi? Kita boleh saja memilki harta kekayaan yang banyak? Kita boleh saja memiliki wajah yang tampan maupun cantik? Kita boleh memiliki pengalaman ? Tetapi jika anda tidak memiliki hikmat, maka semua itu tidak ada gunanya? Hikmat itu tidak dapat dibeli dengan, sebab hikmat merupakan pemberian Tuhan. Itu sebabnya ketika Salomo baru dilantik menjadi raja, ia tidak meminta harta kekayaan, tetapi yang diminta adalah hikmat.

Apa sebenarnya hikmat itu? Hikmat adalah kebijaksanaan, boleh jadi di dalam bertindak dan mengambil keputusan , yang seadil-adilnya, sabar, tidak memihak, tidak merugikan orang lain, namun dapat diterima semua orang dan tidak melanggar firman Tuhan.

Hari ini kita memperingati Hari Ibu, mengapa kita perlu memperingatinya? Banyak orang non Kristen salah paham terhadap kekristenan, mereka berpikir bahwa kita tidak diajarkan untuk menghormati orang tua. Padahal pandangan ini jelas sekali bertentangan dengan Alkitab. Sejak jaman Hukum Taurat kita sudah diajarkan suatu ketetapan menghormati orang tua, secara khusus ayah dan ibu kita. Di dalam sepuluh hukum hukum ke lima mencatat “Hormatilah Ayahmu dan ibumu, supaya lanjut usiamu di tanah yang diberikan Tuhan Allahmu kepadamu”. Ini merupakan bukti bahwa kita diajarkan untuk menghormati orang tua kita.

Memang kenyataannya tidak 100% semua yang menjadi ibu itu adalah baik, tetapi kita tidak dapat mengingkari bahwa itu adalah ibu kandung kita, saya mencoba melihat dari sisi positipnya. Mulai dari seorang ibu mengandung dan itu berlangsung selama 9 bulan, ia sudah berjuang antara hidup dan mati, apa lagi pada saat melahirkan anaknya. Pengorbanan seorang ibu begitu luar biasa.

Tadi saya mengatakan Ibu yang baik adalah ibu yang memiliki hikmat. Pertanyaannya adalah Hikmat yang bagaimana harus dimiliki oleh seorang ibu?

I. Ibu/Wanita Yang Berhikmat Mengasihi keluarganya (10-12)

Permata itu barang berharga, jarang sekali orang memilikinya didalam jumlahnya yang banyak. Ia menjadi berharga justru karena jumlahnya sedikit dan langka. Kata Ibrani yang dipakai di sini menunjukkan kesempurnaan yang agung, yang terbaik dan juga berkemampuan. Artinya sang ibu ini sangat gigih dan kreatif, nah ibu semacam ini jarang ditemukan, harganya melebihi permata. (coba bandingkan dengan Amsal 8:11).

Di jaman modern semacam ini kita jarang menemukan wanita yang model begini, di Indonesia banyak sekali kita temukan ibu-ibu muda yang sehabis melahirkan masih berpikir dia adalah anak gadis. Keluyuran kemana saja, sementara anaknya ditinggalkan kepada baby sitter. Bahkan ada bayi yang menangis kalau ibunya yang menggendong, saking hubungannya lebih dekat pada baby sitter atau inang pengasuhnya.

Mengapa kita katakan ibu yang berhikmat ini seperti permata? Amsal 31 : 11 mencatat bahwa, wanita yang berharga seperti permata itu mendapat kepercayaan penuh dari sang suami, serta dilanjutkan juga sebagai pengelola keuangan yang baik, sehingga tidak pernah membuat sanga suami rugi. Dengan demikian kehidupan wanita yang berhikmat ini turut mendukung, membangun, mendorong dan meneguhkan suaminya. Ia tidak pernah menyusahkan suaminya. Hidup di dunia ini sudah sukar bagi seorang pria dalam perjuangan di dunia ini, jangan ditambah lagi dengan seorang isteri yang tidak mengerti atau tidak mendukung suaminya. Itu sebabnya Salomo di dalam tulisan Amsalnya berkata ( 25:24) Lebih baik tinggal pada sudut sotoh rumah dari pada diam serumah dengan perempuan yang suka bertengkar.

Tahukah anda apa perbedaan seorang ibu yang baik dengan ibu yang jahat atau ibu yang asli maupun palsu? Seperti yang saya katakan tadi bahwa Salomo sewaktu dilantik menjadi raja, doanya tidak meminta yang muluk-muluk dari Tuhan. Ia tidak minta harta kekayaan, tetapi yang diminta pada Tuhan adalah hikmat dan kebijaksanaan. (lihat 1 Raja-raja 3 : 9) “Maka berikanlah kepada hamba-Mu ini hati yang faham menimbang perkara untuk menghakimi umat-Mu dengan dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat, sebab siapakah yang sanggup menghakimi umat-Mu yang sangat besar ini?" Benar setelah itu Salomo harus menghadapi suatu kasus yang perlu hikmat dari TUHAN.

“Pada waktu itu masuklah dua orang perempuan sundal menghadap raja, lalu mereka berdiri di depannya. Kata perempuan yang satu: "Ya tuanku! aku dan perempuan ini diam dalam satu rumah, dan aku melahirkan anak, pada waktu dia ada di rumah itu. Kemudian pada hari ketiga sesudah aku, perempuan inipun melahirkan anak; kami sendirian, tidak ada orang luar bersama-sama kami dalam rumah, hanya kami berdua saja dalam rumah. Pada waktu malam anak perempuan ini mati, karena ia menidurinya. Pada waktu tengah malam ia bangun, lalu mengambil anakku dari sampingku; sementara hambamu ini tidur, dibaringkannya anakku itu di pangkuannya, sedang anaknya yang mati itu dibaringkannya di pangkuanku. Ketika aku bangun pada waktu pagi untuk menyusui anakku, tampaklah anak itu sudah mati, tetapi ketika aku mengamat-amati dia pada waktu pagi itu, tampaklah bukan dia anak yang kulahirkan." Kata perempuan yang lain itu: "Bukan! anakkulah yang hidup dan anakmulah yang mati." Tetapi perempuan yang pertama berkata pula: "Bukan! anakmulah yang mati dan anakkulah yang hidup." Begitulah mereka bertengkar di depan raja. Lalu berkatalah raja: "Yang seorang berkata: Anakkulah yang hidup ini dan anakmulah yang mati. Yang lain berkata: Bukan! Anakmulah yang mati dan anakkulah yang hidup." Sesudah itu raja berkata: "Ambilkan aku pedang," lalu dibawalah pedang ke depan raja. Kata raja: "Penggallah anak yang hidup itu menjadi dua dan berikanlah setengah kepada yang satu dan yang setengah lagi kepada yang lain." Maka kata perempuan yang empunya anak yang hidup itu kepada raja, sebab timbullah belas kasihannya terhadap anaknya itu, katanya: "Ya tuanku! Berikanlah kepadanya bayi yang hidup itu, jangan sekali-kali membunuh dia." Tetapi yang lain itu berkata: "Supaya jangan untukku ataupun untukmu, penggallah!" Tetapi raja menjawab, katanya: "Berikanlah kepadanya bayi yang hidup itu, jangan sekali-kali membunuh dia; dia itulah ibunya." Ketika seluruh orang Israel mendengar keputusan hukum yang diberikan raja, maka takutlah mereka kepada raja, sebab mereka melihat, bahwa hikmat dari pada Allah ada dalam hatinya untuk melakukan keadilan. “

Nah, Salomo dapat mengambil keputusan yang terbaik, karena ia memiliki hikmat, oleh sebab itu tidak terlalu muluk-muluk kalau kita mengatakan hikmat itu melebihi permata.

Wanita yang berhikmat Memperhatikan kebutuhan keluarganya ( 13- dst)

Tidak seperti kebanyakan wanita jaman sekarang, yang selalu mengisi waktu kosongnya dengan pergi ke salon atau berkeliling ke shopping center, tetapi wanita berhikmat ini selalu mengisinya dengan hal-hal yang bermanfaat. Ayat 13 “Ia mencari bulu domba dan rami, dan senang bekerja dengan tangannya” artinya ia mempergunakan waktunya yang ada untuk membeli bahan-bahan mentah, memintal , menjahit dan menyulam. Ada tugas rumah yang harus dikerjakan oleh wanita ini, tidak hanya santai makan dan tidur serta jalan-jalan dan berfoya-foya.

Pada jaman itu, belanja merupakan kewajiban sehari-hari sebagaimana kebiasaan waktu itu, apa lagi kulkas pada waktu itu belum ada, sehingga sebagai seorang wanita yang berhikmat ia selalu memperhatikan persediaan rumah tangga. Itu sebabnya wanita itu diumpamakan sebuah kapal yang berlayar ke pasar yang jauh dengan membawa barang-barang untuk dijual kembali. Bangun pagi merupakan ciri khas wanita ini, boleh dikatakan dia bangkit bersama fajar kemudian menyediakan makanan pagi. Wanita ini bukan hanya bekerja keras di rumah , tetapi ia juga menanam uang membuka usaha. Rupanya ia sebagai penjual dan pembeli tanah, uang yang diperolehnya dipakai untuk mengembangkan usaha kebun Anggur.

Agak beda dengan wanita-wanita jaman sekarang, saya diceritakan oleh seorang teman saya bahwa banyak sekali wanita-wanita kerjanya setiap hari ke Mall dan Plaza , tujuannya ke butik dan membeli pakaian. Jadi berbeda dengan wanita yang berhikmat ini, kalau si wanita berhikmat dapat menghasilkan uang, sedangkan mereka yang ke Mall dan Plaza ini menghabiskan uang. Pernah si pemilik Toko butik itu bercerita bahwa , pakaian yang mereka beli itu sebenarnya tidak dipakai ke mana-mana, tetapi mereka memakainya untuk mengunjungi Plaza itu kembali?

Memang untuk menjadi seorang ibu yang bijaksana dan berhikmat itu tidak gampang, sebab ia harus menjadi teladan bagi anak-anaknya, selain itu ia juga harus mendidik anak-anaknya menjadi anak yang baik, bertanggung jawab dan takut akan Tuhan. Jaman sekarang mendidik seorang anak saja sudah cukup merepotkan; apalagi pengaruh teknologi Televisi, Komputer dan Internet serta ditambah dengan pergaulan bebas. Yang namanya Narkoba sudah tidak asing lagi dikalangan mahasiswa bahkan para siswa yang masih Sekolah Menengah. Itulah sebabnya ibu yang baik dan bijaksana harus senantiasa memantau anak-anaknya dan membimbing mereka ke jalan yang benar., jakalau ia lalai, maka air mata selama hidup ini dicucurkan pun tidak cukup untuk mengembalikan kebahagiaan anak-anak kita.

Sejarah gereja mencatat ada seorang ibu yang cukup terkenal dan berhasil di dalam mendidik anak-anaknya. Kita akan coba menelusuri latar-belakangnya secara singkat. Nama ibu itu adalah Susanna Wesley. Sebagai seorang ibu rumah tangga ia sangat kelihatan buah-buah karya rohaninya, baik sebagai pendoa bagi anak-anaknya maupun dukungkan buat pekerjaan pelayanan sang suami.

Sebenarnya sejak muda Susanna merencanakan supaya keluarganya tidak memiliki banyak anak seperti ibunya yang melahirkan dua puluh lima anak, namun kenyataannya ia harus melahirkan sembilan belas orang anak, dan sembilan diantaranya meninggal. Walaupun Susanna sudah begitu tekun mendidik anak-anaknya, tetap saja tidak sempurna. Satu orang anak perempuannya meninggalkan pengajarannya yakni Hetty , sebab ia melarikan diri bersama pacarnya; namun setelah hamil sang pacar meninggalkannya.

Dengan anak yang cukup banyak, ditambah kesulitan ekonomi mereka, maka tidak jarang di dalam keluarga besar ini sering terjadi pertengkaran-pertengkaran. Sebagai seorang isteri pendeta, sudah banyak suka-duka yang dikecap oleh Susanna. Namun demikian semua itu tidak pernah mematahkan semangatnya melayani Tuhan. Ketika suaminya pelayanan ke luar kota, ia memakai kesempatan untuk mengumpulkan orang-orang untuk bersekutu dan mengajarkan firman Tuhan. Setiap minggu hampir dua ratus orang yang ikut dalam persekutuan itu. Selain itu di dalam hal mendidik anak, setiap malam sebelum anak-anaknya tidur, Susanna selalu mendoakan mereka satu persatu, baru kemudian ia pergi tidur. Inilah riwayat singkat seorang tokoh wanita sejarah gereja, yang kemudian melahirkan tokoh-tokah gereja, misalnya John Wesley dan Charles Wesley. John pendiri gereja Methodist sedang Charles seorang musisi musik gerejawi yang telah menciptakan ribuan lagu-lagu rohani, yang kita nyanyikan di gereja sampai hari ini.
Permsis Tanya pada anda sekalian? Dimanakah anak-anak anda saat ini? Apakah mereka terpantau tetap setia dan taa pada Tuhan? Atau saat ini mereka entah kemana? Mari, rebut mereka kembali?

Wanita yang berhikmat Mendapat pujian orang banyak

Wanita ini bukan hanya tidak pernah merugikan orang lain, tetapi juga diri sendiri. Bahkan usaha dan pekerjaan yang dijalankan senantiasa mendapatkan keuntungan. Ayat 17 “mencatat bahwa ia mengikat pinggangnya dengan kekuatan, ia menguatkan lengannya” artinya wanita ini melakukan segala pekerjaannya dengan penuh semangat. Dia ternyata bukan seorang wanita yang pasif , tetapi ia selalu aktif mengambil inisiatif. Dan yang luar biasanya adalah hasil pekerjaan dari wanita berhikmat ini berkwalitet baik.

Terus terang saya salut dengan wanita ini, sudah sibuk dengan pekerjaan, ia masih mempunyai waktu untuk memintal pakaian. Tidak gampang memintal pakaian tentunya., memintal pakaian memerlukan ketelitian dan kesabaran. Selain itu di ayat 20, masih sempat memberikan pertolongan pada orang lain. Wanita ini bukanlah seorang wanita yang egois yang hantya mementingkan diri dan keluarga sendiri, tetapi ia juga mementingkan orang lain. Oleh karena itu tidak heran kalau wanita seperti ini mendapat puji-pujian dari orang banyak. Perhatikanlah bahwa, pujian itu ternyata buklan hanya terdengar dari anak-anaknya atu suaminya, tetapi juga dari orang-orang yang berada di sekitarnya.

Wanita bijaksana ini bukan hanya tahu merias diri, tetapi baginya yang paling penting adalah kecantikan di dalam hatinya yang terdalam. Apalah artinya dia berwajah cantik, namun hatinya tidak takut pada Tuhan. Ayat 30 mencatat “Kemolekan adalah bohong dan kecantikan adalah sia-sia, tetapi isteri yang takut akan TUHAN dipuji-puji”. Saya yakin kita semua merindukan puji-pujian semacam itu?


(Amsal 31 : 10-31)

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home