MENEGAKKAN KEBENARAN
Kebenaran itu bukanlah suatu cetusan hati atau perasaan saja, yang tersimpan di dalam diri kita. Kebenaran itu juga tidak boleh hanya terungkap sebagai suatu ide saja. Kebenaran terdapat dalam Alkitab, namun ada orang-orang yang menentang kebenaran itu. Pemahaman yang keliru akan Alkitab dan juga penafsiran yang sembarangan, menyebabkan seseorang itu jauh dari kebenaran firman Tuhan. Oleh karena itu untuk menghindarai kekeliruan, maka setiap orang percaya perlu dibekali dengan pengajaran yang benar.
Ketulusan hati, kesalehan beribadah dan kerajinan melayani, bukan merupakan konklusi kalau seseorang itu sudah berada pada Kebenaran yang benar. Ketulusan hati dan perbuatan baik hanyalah upaya diri sendiri untuk memperoleh penghargaan dari Allah. Ketulusan hati menjadi kesombongan ketika dipakai untuk memperoleh pembenaran dari Allah.
Jika dengan ketulusan hati, perbuatan baik dan kesalehan cukup dapat memuaskan hati Allah, maka Ia tidak perlu memberikan kita Alkitab untuk mengkoreksi ide-ide tulus kita yang keliru itu, dan Ia tidak akan mengirimkan Putra-Nya yang tunggal untuk melakukan pekerjaan yang tidak mungkin bisa lakukan oleh orang lain.
Tentu kita semua sudah mengetahui bahwa dasar penopang dan Kebenaran kita adalah Yesus Kristus, masalahnya adalah seberapa besar penyerahan kita kepada Tuhan Yesus supaya menjadi penopang kehidupan kita secara meyeluruh? Pertanyaan ini tidak bakal berhenti apabila kita tidak sungguh-sungguh hidup di dalam Tuhan. Ada banyak kegiatan dan perencanaan hidop kita yang keputusannya diambil tanpa mengundang Tuhan Yesus, termasuk juga rancangan pelayana kita. Nah, kelalaian kita saat ini harus segera diinsafi, supaya kelak di masa mendatang ini kita tidak lagi mengulangi kesalahan fatal yang sama.
Ketika menasihati Timotius, maka rasul Paulus tidak lupa memakai gambaran ini, dikatakan di sana “hidup sebagai keluarga Allah merupakan tiang penopang kebenaran”. Kata ini diambil dari ilmu bangunan, yang sangat dipahami oleh Timotius khususya sesuai dengan keadaan di Efesus. Patung Diana adalah sebuah kuil yang mempunyai 127 tiang penopang. Dengan tiang penopang sebanyak itu maka patung itu dapat berdiri tegak, kita tidak bercerita panjang lebar tentang patung itu. Kata dasar tiang penopang ini yang dipakai rasul Paulus untuk menjelaskan penopang kehidupan orang percaya. Demikianlah orang percaya, harus ada ada dasar penopangnya, yakni dibangun di atas dasar Yesus Kristus (Yohanes 14:6 , 1 Korintus 3 :9-15), penopang yang berdasarkan Yesus Kristus itu tidak pernah tergoyahkan.
Untuk menegakkan Kebenaran mau tidak mau ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh jemat Tuhan di gereja :
1. Mempelajari Kebenaran Alkitab dengan Sungguh-sungguhSaya kurang tahu seberapa rajin anggota gereja membaca Alkitab? Dengan kesibukan yang ada baik pekerjaan maupun sekolah dan keluarga, saya maklum kalau anda menghadapi kesulitan membagi waktu untuk membaca Allitab, tetapi sekali lagi ini sangat perlu anda lakukan, karena Tuhan akan berbicara kepada kita melalui Alkitab ini. Itu sebabnya kita tidak ada alasan untuk tidak membacanya. Bagaimana kita dapat mengetahui ada kesalahan yang diajarkan kalau kita sendiri tidak pernah membaca Alkitab? Saya takut kita menerima semua pengajaran yang ada mentah-mentah begitu sja, terutama pengajaran yang ada di luar gereja yang tidak dapat dipantau oleh hamba-hamba Tuhan kita. Sedangkan mereka yang rajin membaca Alkitab saja belum tentu dapat memahami betul misteri pengajaran Tuhan ini. Kita patut bersyukur, karena Sinode gereja kita membuka Sekolah Alkitab, yang tujuannya untuk memeperlengkapi jemaat lebih mengerti dan memahami Alkitab, dan responnya cukup positif.Selain itu mestinya kita memanfaatkan semaksimal mungkin buku-buku perpustakaan gereja kita, dengan demikian kita dibantu untuk memahami apa yang kita baca. Bacalah, bila perlu belilah buku-buku rohani yang bagus. Saat ini di San Fransisco dan San Jose lagi ngtren buku rohani yang berjudul Dinamika Kehidupan Orang percaya; nah bacalah, tentunya jangan hanya ng di rak buku saja, apalagi buku itu diberikan secara gratis.2. Praktekkanlah apa yang sudah kita pelajari tentang Kebenaran ituKebenaran utama itu harus dipraktekkan di dalam kehidupan kita sehari-hari, supaya kita sungguh-sungguh menjiwai apa yang sudah kita pelajari. Seorang percaya apabila ia sungguh-sunguh menyerahkan diri sepenuhnya untuk mentaati firman Tuhan maka di dalam kehidupannya pasti muncul buah-buah yang manis. Kebenaran firman Tuhan itu tidak dapat dibantah, walaupun banyak orang yang tidak percaya berusaha untuk membantah dan sekaligus hendak menjatuhkan kebenaran firman Tuhan. Banyak kesaksian yang kita baca dan dengar bahwa orang-orang yang hendak menjatuhkan firman Tuhan, tatkala ia mempelajarinya, ia justru menjadi percaya pada firman Tuhan itu,. Contoh konkretnya rasul Paulus did lam Alkitab kita, Pdt Yusuf Roni, sebelumnya ia adalah dalang pembakar gereja, tetapi akhirnya ia menjadi seorang pendeta sampai hari ini.
Mempraktekkan firman Tuhan di dalam seluruh aspek kehidupan kita gampang sekaligus juga sulit. Orang yang mempraktekkan kebenaran firman Tuhan ia akan hidup dengan menaati firman Tuhan. Mari kita koreksi hidup kita apkah kita sudah mentaati firman Tuhan atau belum? Apakah kita sudah membaca Alkitab? Lalu prakteknya, apakah kita mengasihi orang lain? Apakah masih menyimpan dendam dan benci? Apakah sudah memberikan diri untuk melayani Tuhan? Apakah sudah hidup sesuai dengan firman Tuhan? Dan masih banyak pertayaannya lagi. Kalau kita sepakat hendak menegakkan kebenaran itu, maka kunci utamanya kita harus hidup sesuai dengan Kebenaran itu terlebih dahulu.3. Beritakan Kebenaran itu dari sampai ke tempat-tempat lain
Cara gampang memberitakan kebenaran itu sebenarnya terletak pada pada pola kehidupan kita yang sudah mengalami Kebenaran dan sudah diperbaharui oleh Kebenaran itu sendiri. Maksudnya adalah kesaksian hidup kita lebih penting ketimbang segala macam teori yang kita pelajari. Orang lain dapat melihat kehidupan kita yang sudah diubah oleh Tuhan, yang dahulu hidup dengan kebobrokan tanpa kebenaran firman Tuhan, namun saat ini ada perubahan yang nyata terlihat.Kebenaran itu sesungghuhnya tidak disukai oleh orang-orang yang masih mau hidup dengan manusia lamanya. Mereka merasa tergangu dengan kebenaran firman Tuhan itu. Tatkala Alkitab berkata jangan mencuri, jangan mengingini milik orang lain, jangan berdusta, maka mereka yang masih hidup dui luar Kebenaran merasa risih dan terganggu dengan pengajaran itu.Mungkin dengan bangga kita berkata , segala dosa yang bertentangan dengan Kebenaran firman Tuhan itu sudah bebas dari kehidupan kita? Apakah benar itu? Kalau kita masih sering menggerutu di dalam pelayananan, sering tidak bersyukur untuk berkat yang diterima, komplain terus pada Tuhan,; apakah kita sungguh-sunghuh hidup di dalam Kebenaran itu. Ingat , kita harus hidup terlebih dahulu hidup di dalam Kebenaran itu barulah kita dengan percaya diri memberitakannya pada orang lain. Ayo, mari kita berjuang bersama, supaya kita mencapai apa yang kita cita-citakan ini.
Kebenaran itu bukanlah suatu cetusan hati atau perasaan saja, yang tersimpan di dalam diri kita. Kebenaran itu juga tidak boleh hanya terungkap sebagai suatu ide saja. Kebenaran terdapat dalam Alkitab, namun ada orang-orang yang menentang kebenaran itu. Pemahaman yang keliru akan Alkitab dan juga penafsiran yang sembarangan, menyebabkan seseorang itu jauh dari kebenaran firman Tuhan. Oleh karena itu untuk menghindarai kekeliruan, maka setiap orang percaya perlu dibekali dengan pengajaran yang benar.
Ketulusan hati, kesalehan beribadah dan kerajinan melayani, bukan merupakan konklusi kalau seseorang itu sudah berada pada Kebenaran yang benar. Ketulusan hati dan perbuatan baik hanyalah upaya diri sendiri untuk memperoleh penghargaan dari Allah. Ketulusan hati menjadi kesombongan ketika dipakai untuk memperoleh pembenaran dari Allah.
Jika dengan ketulusan hati, perbuatan baik dan kesalehan cukup dapat memuaskan hati Allah, maka Ia tidak perlu memberikan kita Alkitab untuk mengkoreksi ide-ide tulus kita yang keliru itu, dan Ia tidak akan mengirimkan Putra-Nya yang tunggal untuk melakukan pekerjaan yang tidak mungkin bisa lakukan oleh orang lain.
Tentu kita semua sudah mengetahui bahwa dasar penopang dan Kebenaran kita adalah Yesus Kristus, masalahnya adalah seberapa besar penyerahan kita kepada Tuhan Yesus supaya menjadi penopang kehidupan kita secara meyeluruh? Pertanyaan ini tidak bakal berhenti apabila kita tidak sungguh-sungguh hidup di dalam Tuhan. Ada banyak kegiatan dan perencanaan hidop kita yang keputusannya diambil tanpa mengundang Tuhan Yesus, termasuk juga rancangan pelayana kita. Nah, kelalaian kita saat ini harus segera diinsafi, supaya kelak di masa mendatang ini kita tidak lagi mengulangi kesalahan fatal yang sama.
Ketika menasihati Timotius, maka rasul Paulus tidak lupa memakai gambaran ini, dikatakan di sana “hidup sebagai keluarga Allah merupakan tiang penopang kebenaran”. Kata ini diambil dari ilmu bangunan, yang sangat dipahami oleh Timotius khususya sesuai dengan keadaan di Efesus. Patung Diana adalah sebuah kuil yang mempunyai 127 tiang penopang. Dengan tiang penopang sebanyak itu maka patung itu dapat berdiri tegak, kita tidak bercerita panjang lebar tentang patung itu. Kata dasar tiang penopang ini yang dipakai rasul Paulus untuk menjelaskan penopang kehidupan orang percaya. Demikianlah orang percaya, harus ada ada dasar penopangnya, yakni dibangun di atas dasar Yesus Kristus (Yohanes 14:6 , 1 Korintus 3 :9-15), penopang yang berdasarkan Yesus Kristus itu tidak pernah tergoyahkan.
Untuk menegakkan Kebenaran mau tidak mau ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh jemat Tuhan di gereja :
1. Mempelajari Kebenaran Alkitab dengan Sungguh-sungguhSaya kurang tahu seberapa rajin anggota gereja membaca Alkitab? Dengan kesibukan yang ada baik pekerjaan maupun sekolah dan keluarga, saya maklum kalau anda menghadapi kesulitan membagi waktu untuk membaca Allitab, tetapi sekali lagi ini sangat perlu anda lakukan, karena Tuhan akan berbicara kepada kita melalui Alkitab ini. Itu sebabnya kita tidak ada alasan untuk tidak membacanya. Bagaimana kita dapat mengetahui ada kesalahan yang diajarkan kalau kita sendiri tidak pernah membaca Alkitab? Saya takut kita menerima semua pengajaran yang ada mentah-mentah begitu sja, terutama pengajaran yang ada di luar gereja yang tidak dapat dipantau oleh hamba-hamba Tuhan kita. Sedangkan mereka yang rajin membaca Alkitab saja belum tentu dapat memahami betul misteri pengajaran Tuhan ini. Kita patut bersyukur, karena Sinode gereja kita membuka Sekolah Alkitab, yang tujuannya untuk memeperlengkapi jemaat lebih mengerti dan memahami Alkitab, dan responnya cukup positif.Selain itu mestinya kita memanfaatkan semaksimal mungkin buku-buku perpustakaan gereja kita, dengan demikian kita dibantu untuk memahami apa yang kita baca. Bacalah, bila perlu belilah buku-buku rohani yang bagus. Saat ini di San Fransisco dan San Jose lagi ngtren buku rohani yang berjudul Dinamika Kehidupan Orang percaya; nah bacalah, tentunya jangan hanya ng di rak buku saja, apalagi buku itu diberikan secara gratis.2. Praktekkanlah apa yang sudah kita pelajari tentang Kebenaran ituKebenaran utama itu harus dipraktekkan di dalam kehidupan kita sehari-hari, supaya kita sungguh-sungguh menjiwai apa yang sudah kita pelajari. Seorang percaya apabila ia sungguh-sunguh menyerahkan diri sepenuhnya untuk mentaati firman Tuhan maka di dalam kehidupannya pasti muncul buah-buah yang manis. Kebenaran firman Tuhan itu tidak dapat dibantah, walaupun banyak orang yang tidak percaya berusaha untuk membantah dan sekaligus hendak menjatuhkan kebenaran firman Tuhan. Banyak kesaksian yang kita baca dan dengar bahwa orang-orang yang hendak menjatuhkan firman Tuhan, tatkala ia mempelajarinya, ia justru menjadi percaya pada firman Tuhan itu,. Contoh konkretnya rasul Paulus did lam Alkitab kita, Pdt Yusuf Roni, sebelumnya ia adalah dalang pembakar gereja, tetapi akhirnya ia menjadi seorang pendeta sampai hari ini.
Mempraktekkan firman Tuhan di dalam seluruh aspek kehidupan kita gampang sekaligus juga sulit. Orang yang mempraktekkan kebenaran firman Tuhan ia akan hidup dengan menaati firman Tuhan. Mari kita koreksi hidup kita apkah kita sudah mentaati firman Tuhan atau belum? Apakah kita sudah membaca Alkitab? Lalu prakteknya, apakah kita mengasihi orang lain? Apakah masih menyimpan dendam dan benci? Apakah sudah memberikan diri untuk melayani Tuhan? Apakah sudah hidup sesuai dengan firman Tuhan? Dan masih banyak pertayaannya lagi. Kalau kita sepakat hendak menegakkan kebenaran itu, maka kunci utamanya kita harus hidup sesuai dengan Kebenaran itu terlebih dahulu.3. Beritakan Kebenaran itu dari sampai ke tempat-tempat lain
Cara gampang memberitakan kebenaran itu sebenarnya terletak pada pada pola kehidupan kita yang sudah mengalami Kebenaran dan sudah diperbaharui oleh Kebenaran itu sendiri. Maksudnya adalah kesaksian hidup kita lebih penting ketimbang segala macam teori yang kita pelajari. Orang lain dapat melihat kehidupan kita yang sudah diubah oleh Tuhan, yang dahulu hidup dengan kebobrokan tanpa kebenaran firman Tuhan, namun saat ini ada perubahan yang nyata terlihat.Kebenaran itu sesungghuhnya tidak disukai oleh orang-orang yang masih mau hidup dengan manusia lamanya. Mereka merasa tergangu dengan kebenaran firman Tuhan itu. Tatkala Alkitab berkata jangan mencuri, jangan mengingini milik orang lain, jangan berdusta, maka mereka yang masih hidup dui luar Kebenaran merasa risih dan terganggu dengan pengajaran itu.Mungkin dengan bangga kita berkata , segala dosa yang bertentangan dengan Kebenaran firman Tuhan itu sudah bebas dari kehidupan kita? Apakah benar itu? Kalau kita masih sering menggerutu di dalam pelayananan, sering tidak bersyukur untuk berkat yang diterima, komplain terus pada Tuhan,; apakah kita sungguh-sunghuh hidup di dalam Kebenaran itu. Ingat , kita harus hidup terlebih dahulu hidup di dalam Kebenaran itu barulah kita dengan percaya diri memberitakannya pada orang lain. Ayo, mari kita berjuang bersama, supaya kita mencapai apa yang kita cita-citakan ini.
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home