BERJALAN BERSAMA TUHAN
BERJALAN BERSAMA TUHAN
(Mazmur 121 : 1-8)
Mazmur 121 ini termasuk merupakan salah satu “Nyanyian Ziarah”. Mazmur yang dipakai oleh para peziarah dalam perjalanan mendaki Gunung Sion selama pesta-pesta besar pada perayaan hari-hari Kudus. Hingga hari ini Mazmur ini juga dipakai sebagai mengawali sebuah perjalanan.
Dalam Mazmur sering disebutkan bahwa Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang hidup.
Ia Sempurna.
Kuasa-Nya dahsyat.
Kesucian-Nya teruji.
Kasih-Nya tak terukur.
Keadilan-Nya tak terkalahkan.
Di bagian lain Tuhan juga digambarkan sebagai Batu Karang yang Teguh. Menara pengharapan dan landasan yang kokoh. Inilah gambaran Tuhan kita. Bersyukurlah kita menyembah Tuhan yang demikian.
Tuhan juga Superior atas segalanya. Manusia tidak ada apa-apanya dihadapan-Nya. Tuhan tidak pernah gagal. Dia tidak pernah bersalah. Rencana-Nya Indah. Beda dengan manusia yang penuh dengan kesalahan. Apalagi kalau kita mencoba mencari-carinya, bisa bertubi-tubi dan bergudang-gudang.
Pada saat akhir bulan seperti ini, Polisi sering mencari mangsa. Ketika kita melewati Free Way 880 South. Kemudian memotong Free Way 17, dan exit ke arah jalan San Tomas Epw, sering kali Polisi sudah menunggu di sana, sebab banyak pengendara mobil yang tanpa sadar masih mengendara dengan kecepatan tinggi. Apalagi perjalanannya seakan-akan seperti turun dari gunung. Pada saat itu Polisi banyak megedarkan tiket.
Teman saya yang kerja di perusahan Kartu Kredit juga pernah cerita bahwa dia tidak betah bekerja di sana, mengapa? Karena setiap hari pimpinannya meminta mereka memikirkan teknik menjebak nasabahnya. Dengan demikian keuntungan diharapkan dapat ditingkatkan khususnya dari jebakan denda dan sebagainya.
Beda dengan Tuhan kita, Ia justru datang ke dunia ini MENGHAPUS segala kesalahan kita. Sadarkah anda bahwa kita memiliki Tuhan yang luar biasa ini? Namun mengapa kadang-kala kita seakan-akan tidak mempedulikan-Nya? Mengapa kita mengabaikan-Nya?
Pemazmur sangat mengerti bahwa akan merupakan keuntungan besar bila kita memiliki Tuhan yang sempurna ini. Itu sebabnya di dalam Mazmur nomer 121 ini ia mengungkapkan pada kita bagaimana Tuhan yang sempurna itu ? Apa saja yang dilakukan-Nya? Mazmur yang mengungkapkan pada kita bahwa Tuhan itu MENJAMIN seluruh perjalanan hidup kita.
1. Tuhan sebagai Penjaga kita
(The Lord Is your Keeper)
Tatkala Pemazmur melayangkan matanya ke arah bukit Sion selaku tempat yang dianggap Kudus, yakni bukit Tuhan, seperti yang tercatat di dalam Mazmur 3 :5. Mereka percaya bahwa di sanalah bersemayam Tuhan sang Pencipta itu. IA bertanya dari manakah Pertolongan itu?
Ayat 2 merupakan jawaban yang penuh pasti tentang Tuhan-Nya. Pemazmur ingin menyaksikan bahwa Tuhan-Nya beda dengan tuhan yang disembah oleh nabi Baal. Dalam 1 Raja-raja 18 :27, pada waktu diadakan pertarungan antara Nabi Elia dengan nabi-nabi Baal, para nabi telah menari-nari capek dan lelah, namun api masih belum turun dari langit. Itu sebabnya Elia sempat mengenyek nabi Baal itu, katanya: "Panggillah lebih keras, bukankah dia allah? Mungkin ia merenung, mungkin ada urusannya, mungkin ia bepergian; barangkali ia tidur, dan belum terjaga."
Pemazmur hendak mengatakan bahwa Tuhan Allah yang dia sembah adalah Tuhan yang sepanjang sejarah terus-menerus memelihara. Ayat 4 muncul kata kembarnya yakni tidak terlelap dan tidak tertidur. Dengan demikian di sini ditegaskan lagi bahwa benar-benarlah Dialah Tuhan yang tetap terjaga.
Tuhan yang sebagai penjaga manusia itu konsisten dan komitmennya melebihi seorang ibu yang sedang menjaga anaknya. Sering kali tatkala anaknya menangis ia langsung terjaga, namun tidak jarang karena capek seorang ibu juga tetap tidur terlelap walaupun anaknya menangis. Tahu-tahu sewaktu bangun anaknya sudah basah karena lupa diganti popoknya.
Suatu hari seorang penjaga malam menceritakan sebuah mimpi yang indah kepada tuannya. Ia mengatakan bahwa di dalam mimpinya sang tuan segera mendapat rejeki besar dan sukses. Sang tuan gembira sekali, dan benar hasil mimpinya dalam waktu yang singkat dia sukses besar. Penjaga malam itu diberikan hadiah, namun pada waktu yang sama juga ia diminta supaya berhenti bekerja. Kenapa? Karena ternyata pegawai ini tidak bertanggung-jawab. Tugasnya adalah sebagai penjaga malam, namun ia tidur dan bermimpi.
Tuhan kita adalah adalah Tuhan yang tidak pernah tertidur. Dengan demikian sudah tentu Ia memelihara kita sepanjang sejarah. Ada hal yang sangat penting yang harus kita lakukan karena Ia adalah Tuhan Allah yang tidak pernah tertidur. Ia tahu segala sesuatu yang kita perbuat. Sadarkah bahwa apa saja yang kita lakukan secara langsung di bawah pemantauan Allah? Kalau di kantor, para bos memasang Kamera Tersembunyi di sana-sini, para pegawai tidak dapat berkutik. Mereka tidak berani ngobrol, chatting juga berhenti, apalagi ngemil-ngemil makanan. Kalau bos saja kita begitu takut, mengapa kita tidak takut pada Tuhan?
2. Tuhan sebagai Penaung kita
(The Lord Is Your Shade)
Selain sebagai Penjaga, Tuhan juga sebagai Penaung kita. Tempat kita berteduh. Seperti tatkala panas terik matahari atau hujan deras terjadi, lalu kita memiliki sebuah payung untuk tempat berteduh. Sungguh nyaman sekali. Mazmur 37:23-24 “ TUHAN menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya; apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya”
Tuhan sebagai Naungan kita juga ibaratnya kita memiliki backing yang senantiasa menjaga kita. Yang perlu kita ingat adalah, walaupun Tuhan itu sebagai Penjaga dan Penaung, bukan berarti bahaya di sana sini tidak pernah mengancam. Kalau ada pendeta yang mengajarkan bahwa orang percaya itu bebas dari bahaya dan ancaman, berarti itu pengajaran yang salah. Justru karena banyak bahaya yang mengancam maka kita memerlukan Penjaga dan Penaung (Pelindung) itu.
Ketika Komunis menyerang Korea, mereka berusaha menghapus kekristenan. Dengan darah dingin mereka membunuh 500 orang pendeta dan membakar 2000 gereja. Banyak pendeta berusaha melarikan diri. Tetapi ada seorang pendeta yang mengambil keputusan untuk tetap melayani jemaatnya.
Pada siang hari ia bersembunyi di sebuah gua di lereng gunung, dan malam hari ia kembali ke kota melayani jemaatnya. Pada suatu malam dimusim dingin, terjadilah badai salju yang hebat sehingga ia kehilangan arah. Dengan sekuat tenaga ia mencari jalan menuju ke kota kecil itu, tetapi ia tetap saja kehilangan arah. Namun ketika malam sudah larut ia merasa kedinginan, lapar dan lelah. Tetapi ia maish belum dapat menemukan kota itu.
Pendeta itu kemudian berlutut dan berdoa. “Tuhan Yesus, hidupa dan matiku ada di tangan-Mu, kuserahkan diriku ke tangan-Mua. Aku percaya pada janji-Mu untuk menjaga dan melindungiku.” “ aku tidak sanggup berbuat apa-apa selain berbaring di atas salju dan tidur”. Datanglah dan selimutilah aku, lindungilah aku sepanjang malam ini.” Lalu iapun tertidur.
Ketika paginya ia bangun ia merasa hangat dan enak. Dan tatkala ia mebuka matanya , ia melihat seekor macan yang besar tidur bersamanya sepanjang malam. Pada saat itu ia penuh dengan Roh Tuhan dan kuasa janji Tuhan. Harimu yang besar itu seakan-akan menjadi seekor Kucing yang manis.”
Ceritanya stop di sini. Yang menjadi pokok persoalannya adalah bukan bagaimana cara Allah melindungi umut-Nya, tetapi SIAPA ALLAH yang menjaga dan melindungi Umat-Nya. Dengan demikian kita dapat menyerhakan segala pengharapan kepad Allah kita.
Apa yang men jadi backing anda hari ini? Apakah perusahaan tempat anda bekerja saat ini? Deposito anda di Bank? Stock anda yang banyak itu? Semua itu akan berubah setiap saat. Tetapi Allah, dalam Maleakhi 3 : 6 “Bahwasanya Aku, TUHAN, tidak berubah”
3. Tuhan sebagai Penjaga dan Penaung kita yang kekal (The Lord Is your Keeper and Shade, yesterday, today , tomorrow and Forever)
Di dalam Alkitab kita dikatakan bahwa Tuhan Allah akan menjaga engkau terhadap segala kecelakaan. Ia juga menjaga nyawamu. Dan bahkan Ia menjaga keluar masukmu dari sekarang sampai selama-lamanya.
“The Lord will Protect you
The Lord will keep your soul
The Lord will Guard your going out and your coming in
From this time forth and Forevermore”
Pemazmur mengatakan bahwa sebagai Penjaga dan Penaung kita yang kekal, Tuhan Allah bukan hanya menjaga kita dari para musuh yang hendak mencelakakan kita. Tetapi Ia juga menjaga kita dari segala macam kesukaran dan problema hidup kita. Kalau kita percaya bahwa Allah kita itu sempurna, itu berati bahwa segala rencana dan rancangannya sempurna. Oleh karena itu tidak ada alasan bagi kita untuk cemberut akan kejadian yang tidak menguntungkan.
Tuhan Allah tidak pernah merancangkan kecelakaan bagi kita, namun tidak menutup kemungkinan besar kecelakaan itu terjadi dalam hidup kita. Itu artinya apa? Artinya kalaupun terjadi kecelakaan itu bukan dari Allah. Permasalahannya adalah Allah sering dijadikan “Kambing Hitam” Allah sering dituduh. Kita sering memfitnah Allah.
Rabi Harold Kushner menulis sebuah buku yang sangat laris tentang penderitaan , ia berikan judul “When Bad Thing Happen to Good People”. Buku ini ditulis karena pengalaman pribadinya menyaksikan anak lelakinya yang bernama Harun berjuang melawan penyakit ketuaan yang dideritanya. Tubuhnya masih muda tetapi ia menjadi tua dalam waktu singkat, botak , keriput dan akhirnya meninggal dunia.
Kushner menjelaskan bahwa ia telah belajar banyak tentang kasih Tuhan, namun ia mempertanyakan kuasa Tuhan. Ia percaya bahwa Tuhan itu baik, ia tidak suka melihat kita menderita, namun bagi Kusher sayangnya Tuhan itu tidak mempunayi kuasa yang cukup untuk menyelesaikan masalah yang terjadi di dunia ini, terutama masalah yang dialami anaknya. Ia mengatakan bahwa jika kita mengharapkan Tuhan menolong kita keluar dari penderitaan, sepertinya terlalu banyak yang kita tuntut dari Dia. Lebih lanjut Kushner mengatakan Tuhan itu tidak mampu, maka jangan paksakan Dia. Pendapat Kushner sepertinya benar? Itu sebabnya bukunya menjadi laris bagi orang-orang yang sedang mengalami penderitaan dan kecewa pada Tuhan. Namun apakah hal ini benar?
Tatkala Ayub menderita, Tuhan Allah tidak mengatakan pada Ayub, maaf atau sorry Ayub; ini adalah masalah dirimu sendiri, jadi tidak ada sangkut pautnya dengan Aku. Atau Tuhan juga tidak katakan “Aku ingin sekali membantumu, namun Aku tidak mampu” Oh, Tuhan tidak berkata demikian.
Tetapi Ia justru berkata pada Ayub dalam pasal 38-41 , bahwa segala Kuasa ada pada-Nya, panjang lebar Tuhan Allah menguraikan nya pada Ayub. Hingga akhirnya Ayub berkata. Lihat Ayub 42 : 2 “Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal” Ayub 42 : 5 “ Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau, Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku, dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu”
Philip Yance bertanya, jika Tuhan itu memang terbatas kemampuan-Nya, mengapa Ia memilih situasi yang terburuk di mana kuasa-Nya diperlukan untuk menjelaskan tentang kuasa-Nya? Elie Wiesel seorang Yahudi yang lahir di Rumania, ia juga seorang pemenang Nobel thn 1986 berkomentar demikian “ Jika benar Tuhan yang digambarkan Kushner seperti itu, maka saya pikir Ia harus mengundurkan diri dan membiarkan seseorang yang lain menggantiakn posisi-Nya sebagai Tuhan.”
Tuhan Allah yang kita sembah tidak seperti yang digambarkan Kushner, bukan? Ia Tuhan yang kekal. Ia yang menjaga dan menaungi kita untuk selama-lamanya. Bagi orang yang berjalan bersama Tuhan, tidak ada keraguan jika ia gagal. Tidak ada kecemasan kalau kita tidak berhasil. Tidak ada penyesalan kalaupun kita susah. Karena rancangan Allah selalu indah pada waktunya. Rom 8:28 Kita tahu bahwa Allah mengatur segala hal, sehingga menghasilkan yang baik untuk orang-orang yang mengasihi Dia dan yang dipanggil-Nya sesuai dengan rencana-Nya. (BIS)
(Mazmur 121 : 1-8)
Mazmur 121 ini termasuk merupakan salah satu “Nyanyian Ziarah”. Mazmur yang dipakai oleh para peziarah dalam perjalanan mendaki Gunung Sion selama pesta-pesta besar pada perayaan hari-hari Kudus. Hingga hari ini Mazmur ini juga dipakai sebagai mengawali sebuah perjalanan.
Dalam Mazmur sering disebutkan bahwa Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang hidup.
Ia Sempurna.
Kuasa-Nya dahsyat.
Kesucian-Nya teruji.
Kasih-Nya tak terukur.
Keadilan-Nya tak terkalahkan.
Di bagian lain Tuhan juga digambarkan sebagai Batu Karang yang Teguh. Menara pengharapan dan landasan yang kokoh. Inilah gambaran Tuhan kita. Bersyukurlah kita menyembah Tuhan yang demikian.
Tuhan juga Superior atas segalanya. Manusia tidak ada apa-apanya dihadapan-Nya. Tuhan tidak pernah gagal. Dia tidak pernah bersalah. Rencana-Nya Indah. Beda dengan manusia yang penuh dengan kesalahan. Apalagi kalau kita mencoba mencari-carinya, bisa bertubi-tubi dan bergudang-gudang.
Pada saat akhir bulan seperti ini, Polisi sering mencari mangsa. Ketika kita melewati Free Way 880 South. Kemudian memotong Free Way 17, dan exit ke arah jalan San Tomas Epw, sering kali Polisi sudah menunggu di sana, sebab banyak pengendara mobil yang tanpa sadar masih mengendara dengan kecepatan tinggi. Apalagi perjalanannya seakan-akan seperti turun dari gunung. Pada saat itu Polisi banyak megedarkan tiket.
Teman saya yang kerja di perusahan Kartu Kredit juga pernah cerita bahwa dia tidak betah bekerja di sana, mengapa? Karena setiap hari pimpinannya meminta mereka memikirkan teknik menjebak nasabahnya. Dengan demikian keuntungan diharapkan dapat ditingkatkan khususnya dari jebakan denda dan sebagainya.
Beda dengan Tuhan kita, Ia justru datang ke dunia ini MENGHAPUS segala kesalahan kita. Sadarkah anda bahwa kita memiliki Tuhan yang luar biasa ini? Namun mengapa kadang-kala kita seakan-akan tidak mempedulikan-Nya? Mengapa kita mengabaikan-Nya?
Pemazmur sangat mengerti bahwa akan merupakan keuntungan besar bila kita memiliki Tuhan yang sempurna ini. Itu sebabnya di dalam Mazmur nomer 121 ini ia mengungkapkan pada kita bagaimana Tuhan yang sempurna itu ? Apa saja yang dilakukan-Nya? Mazmur yang mengungkapkan pada kita bahwa Tuhan itu MENJAMIN seluruh perjalanan hidup kita.
1. Tuhan sebagai Penjaga kita
(The Lord Is your Keeper)
Tatkala Pemazmur melayangkan matanya ke arah bukit Sion selaku tempat yang dianggap Kudus, yakni bukit Tuhan, seperti yang tercatat di dalam Mazmur 3 :5. Mereka percaya bahwa di sanalah bersemayam Tuhan sang Pencipta itu. IA bertanya dari manakah Pertolongan itu?
Ayat 2 merupakan jawaban yang penuh pasti tentang Tuhan-Nya. Pemazmur ingin menyaksikan bahwa Tuhan-Nya beda dengan tuhan yang disembah oleh nabi Baal. Dalam 1 Raja-raja 18 :27, pada waktu diadakan pertarungan antara Nabi Elia dengan nabi-nabi Baal, para nabi telah menari-nari capek dan lelah, namun api masih belum turun dari langit. Itu sebabnya Elia sempat mengenyek nabi Baal itu, katanya: "Panggillah lebih keras, bukankah dia allah? Mungkin ia merenung, mungkin ada urusannya, mungkin ia bepergian; barangkali ia tidur, dan belum terjaga."
Pemazmur hendak mengatakan bahwa Tuhan Allah yang dia sembah adalah Tuhan yang sepanjang sejarah terus-menerus memelihara. Ayat 4 muncul kata kembarnya yakni tidak terlelap dan tidak tertidur. Dengan demikian di sini ditegaskan lagi bahwa benar-benarlah Dialah Tuhan yang tetap terjaga.
Tuhan yang sebagai penjaga manusia itu konsisten dan komitmennya melebihi seorang ibu yang sedang menjaga anaknya. Sering kali tatkala anaknya menangis ia langsung terjaga, namun tidak jarang karena capek seorang ibu juga tetap tidur terlelap walaupun anaknya menangis. Tahu-tahu sewaktu bangun anaknya sudah basah karena lupa diganti popoknya.
Suatu hari seorang penjaga malam menceritakan sebuah mimpi yang indah kepada tuannya. Ia mengatakan bahwa di dalam mimpinya sang tuan segera mendapat rejeki besar dan sukses. Sang tuan gembira sekali, dan benar hasil mimpinya dalam waktu yang singkat dia sukses besar. Penjaga malam itu diberikan hadiah, namun pada waktu yang sama juga ia diminta supaya berhenti bekerja. Kenapa? Karena ternyata pegawai ini tidak bertanggung-jawab. Tugasnya adalah sebagai penjaga malam, namun ia tidur dan bermimpi.
Tuhan kita adalah adalah Tuhan yang tidak pernah tertidur. Dengan demikian sudah tentu Ia memelihara kita sepanjang sejarah. Ada hal yang sangat penting yang harus kita lakukan karena Ia adalah Tuhan Allah yang tidak pernah tertidur. Ia tahu segala sesuatu yang kita perbuat. Sadarkah bahwa apa saja yang kita lakukan secara langsung di bawah pemantauan Allah? Kalau di kantor, para bos memasang Kamera Tersembunyi di sana-sini, para pegawai tidak dapat berkutik. Mereka tidak berani ngobrol, chatting juga berhenti, apalagi ngemil-ngemil makanan. Kalau bos saja kita begitu takut, mengapa kita tidak takut pada Tuhan?
2. Tuhan sebagai Penaung kita
(The Lord Is Your Shade)
Selain sebagai Penjaga, Tuhan juga sebagai Penaung kita. Tempat kita berteduh. Seperti tatkala panas terik matahari atau hujan deras terjadi, lalu kita memiliki sebuah payung untuk tempat berteduh. Sungguh nyaman sekali. Mazmur 37:23-24 “ TUHAN menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya; apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya”
Tuhan sebagai Naungan kita juga ibaratnya kita memiliki backing yang senantiasa menjaga kita. Yang perlu kita ingat adalah, walaupun Tuhan itu sebagai Penjaga dan Penaung, bukan berarti bahaya di sana sini tidak pernah mengancam. Kalau ada pendeta yang mengajarkan bahwa orang percaya itu bebas dari bahaya dan ancaman, berarti itu pengajaran yang salah. Justru karena banyak bahaya yang mengancam maka kita memerlukan Penjaga dan Penaung (Pelindung) itu.
Ketika Komunis menyerang Korea, mereka berusaha menghapus kekristenan. Dengan darah dingin mereka membunuh 500 orang pendeta dan membakar 2000 gereja. Banyak pendeta berusaha melarikan diri. Tetapi ada seorang pendeta yang mengambil keputusan untuk tetap melayani jemaatnya.
Pada siang hari ia bersembunyi di sebuah gua di lereng gunung, dan malam hari ia kembali ke kota melayani jemaatnya. Pada suatu malam dimusim dingin, terjadilah badai salju yang hebat sehingga ia kehilangan arah. Dengan sekuat tenaga ia mencari jalan menuju ke kota kecil itu, tetapi ia tetap saja kehilangan arah. Namun ketika malam sudah larut ia merasa kedinginan, lapar dan lelah. Tetapi ia maish belum dapat menemukan kota itu.
Pendeta itu kemudian berlutut dan berdoa. “Tuhan Yesus, hidupa dan matiku ada di tangan-Mu, kuserahkan diriku ke tangan-Mua. Aku percaya pada janji-Mu untuk menjaga dan melindungiku.” “ aku tidak sanggup berbuat apa-apa selain berbaring di atas salju dan tidur”. Datanglah dan selimutilah aku, lindungilah aku sepanjang malam ini.” Lalu iapun tertidur.
Ketika paginya ia bangun ia merasa hangat dan enak. Dan tatkala ia mebuka matanya , ia melihat seekor macan yang besar tidur bersamanya sepanjang malam. Pada saat itu ia penuh dengan Roh Tuhan dan kuasa janji Tuhan. Harimu yang besar itu seakan-akan menjadi seekor Kucing yang manis.”
Ceritanya stop di sini. Yang menjadi pokok persoalannya adalah bukan bagaimana cara Allah melindungi umut-Nya, tetapi SIAPA ALLAH yang menjaga dan melindungi Umat-Nya. Dengan demikian kita dapat menyerhakan segala pengharapan kepad Allah kita.
Apa yang men jadi backing anda hari ini? Apakah perusahaan tempat anda bekerja saat ini? Deposito anda di Bank? Stock anda yang banyak itu? Semua itu akan berubah setiap saat. Tetapi Allah, dalam Maleakhi 3 : 6 “Bahwasanya Aku, TUHAN, tidak berubah”
3. Tuhan sebagai Penjaga dan Penaung kita yang kekal (The Lord Is your Keeper and Shade, yesterday, today , tomorrow and Forever)
Di dalam Alkitab kita dikatakan bahwa Tuhan Allah akan menjaga engkau terhadap segala kecelakaan. Ia juga menjaga nyawamu. Dan bahkan Ia menjaga keluar masukmu dari sekarang sampai selama-lamanya.
“The Lord will Protect you
The Lord will keep your soul
The Lord will Guard your going out and your coming in
From this time forth and Forevermore”
Pemazmur mengatakan bahwa sebagai Penjaga dan Penaung kita yang kekal, Tuhan Allah bukan hanya menjaga kita dari para musuh yang hendak mencelakakan kita. Tetapi Ia juga menjaga kita dari segala macam kesukaran dan problema hidup kita. Kalau kita percaya bahwa Allah kita itu sempurna, itu berati bahwa segala rencana dan rancangannya sempurna. Oleh karena itu tidak ada alasan bagi kita untuk cemberut akan kejadian yang tidak menguntungkan.
Tuhan Allah tidak pernah merancangkan kecelakaan bagi kita, namun tidak menutup kemungkinan besar kecelakaan itu terjadi dalam hidup kita. Itu artinya apa? Artinya kalaupun terjadi kecelakaan itu bukan dari Allah. Permasalahannya adalah Allah sering dijadikan “Kambing Hitam” Allah sering dituduh. Kita sering memfitnah Allah.
Rabi Harold Kushner menulis sebuah buku yang sangat laris tentang penderitaan , ia berikan judul “When Bad Thing Happen to Good People”. Buku ini ditulis karena pengalaman pribadinya menyaksikan anak lelakinya yang bernama Harun berjuang melawan penyakit ketuaan yang dideritanya. Tubuhnya masih muda tetapi ia menjadi tua dalam waktu singkat, botak , keriput dan akhirnya meninggal dunia.
Kushner menjelaskan bahwa ia telah belajar banyak tentang kasih Tuhan, namun ia mempertanyakan kuasa Tuhan. Ia percaya bahwa Tuhan itu baik, ia tidak suka melihat kita menderita, namun bagi Kusher sayangnya Tuhan itu tidak mempunayi kuasa yang cukup untuk menyelesaikan masalah yang terjadi di dunia ini, terutama masalah yang dialami anaknya. Ia mengatakan bahwa jika kita mengharapkan Tuhan menolong kita keluar dari penderitaan, sepertinya terlalu banyak yang kita tuntut dari Dia. Lebih lanjut Kushner mengatakan Tuhan itu tidak mampu, maka jangan paksakan Dia. Pendapat Kushner sepertinya benar? Itu sebabnya bukunya menjadi laris bagi orang-orang yang sedang mengalami penderitaan dan kecewa pada Tuhan. Namun apakah hal ini benar?
Tatkala Ayub menderita, Tuhan Allah tidak mengatakan pada Ayub, maaf atau sorry Ayub; ini adalah masalah dirimu sendiri, jadi tidak ada sangkut pautnya dengan Aku. Atau Tuhan juga tidak katakan “Aku ingin sekali membantumu, namun Aku tidak mampu” Oh, Tuhan tidak berkata demikian.
Tetapi Ia justru berkata pada Ayub dalam pasal 38-41 , bahwa segala Kuasa ada pada-Nya, panjang lebar Tuhan Allah menguraikan nya pada Ayub. Hingga akhirnya Ayub berkata. Lihat Ayub 42 : 2 “Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal” Ayub 42 : 5 “ Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau, Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku, dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu”
Philip Yance bertanya, jika Tuhan itu memang terbatas kemampuan-Nya, mengapa Ia memilih situasi yang terburuk di mana kuasa-Nya diperlukan untuk menjelaskan tentang kuasa-Nya? Elie Wiesel seorang Yahudi yang lahir di Rumania, ia juga seorang pemenang Nobel thn 1986 berkomentar demikian “ Jika benar Tuhan yang digambarkan Kushner seperti itu, maka saya pikir Ia harus mengundurkan diri dan membiarkan seseorang yang lain menggantiakn posisi-Nya sebagai Tuhan.”
Tuhan Allah yang kita sembah tidak seperti yang digambarkan Kushner, bukan? Ia Tuhan yang kekal. Ia yang menjaga dan menaungi kita untuk selama-lamanya. Bagi orang yang berjalan bersama Tuhan, tidak ada keraguan jika ia gagal. Tidak ada kecemasan kalau kita tidak berhasil. Tidak ada penyesalan kalaupun kita susah. Karena rancangan Allah selalu indah pada waktunya. Rom 8:28 Kita tahu bahwa Allah mengatur segala hal, sehingga menghasilkan yang baik untuk orang-orang yang mengasihi Dia dan yang dipanggil-Nya sesuai dengan rencana-Nya. (BIS)
1 Comments:
At 8:24 PM , Naomi Jayalaksana said...
Terima kasih untuk tulisannya! Telah membantu mempertajam pemahaman saya terhadap Mazmur 121. Tuhan memberkati pelayanan literatur Anda! :)
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home