KUALITAS HIDUP ORANG PERCAYA

Friday, January 20, 2006

WANITA YANG KREATIF
(2 Raja-raja 4:8-37, Keluaran 20 :12)

Selamat Hari Ibu, Kiranya Tuhan selalu memberkati anda menjadi ibu yang baik, yang menjadi berkat bagi keluarga, bagi gereja dan bagi masyarakat. Di Amerika peringatan Hari ibu di awali oleh seorang ibu yang bernama Anna M Jarvis (1864-1948) dari Filadelphia. Ide ini datang dari kepala Sekolah Minggu di kota Virginia. Mengenang kembali akan kasih seorang ibu, dia mengandung anak , menyusui, membesarkannnya, mendidik anak, menyekolahkannya, sampai anak itu dewasa kemudian menikah, sampai dia yang menjaga cucu dan sebagainya. Anna J Jarvis kemudian mempopulerkan Hari Ibu pada 8 Mei 1908, tatkala acara Memorial Servive mengenang sang ibunya. Tepatnya tanggal 8 Mei 1914 di dalam sebuah konggres, Presiden Amerika Woodrow Wilson memploklamirkan Minggu ke dua bulan Mei dirayakan sewcara Nasional sebagai S Hari Ibu.
Ungkapan dalam bahasa Indonesia yang pernah kita dengar “Surga ada di telapak kaki ibu”, ini menunjukkan bahwa peran dari seorang ibu bukan hanya sekedar melahirkan anak itu, tetapi ia akan mendidik anak itu menjadi orang; yang pengertiannya secara Kristen, menjadikan anak itu menjadi anak yang takut Tuhan. Tidak gampang menjadi ibu yang berhasil seperti itu, tetapi kalau sekedar menjadi ibu yang baik mungkin saja gampang. Ibu yang baik ia akan memberikan segala sesuatu buat anak-anaknya sehingga anak itu akan mengatakan ibuku itu baik sekali. Tetapi ibu yang berhasil ia bukan hanya memberi segala sesuatu yang baik buat anak-anaknya , tetapi ia juga akan mendidik anak-anaknya terutama dalam hal takut akanTuhan.
Alkitab sering menggambarkan tentang para tokoh wanita yang berhasil. Salah satunya yang akan kita lihat lebih jauh yakni perempuan Sunem. Disebut perempuan Sunem karena ia tinggal di Sunem, kota yang terletak di sebelah Utara Yizreel dekat Nain, sebuah kota yang 900 tahun kemudian menjadi sangat terkenal sebab Tuhan Yesus pernah menghidupkan kembali anak seorang janda yang sudah meninggal. Perempuan ini juga digambarkan sebagai wanita yang terpandang, kaya, menikah dengan suami yang lebih tua dari padanya dan namun saying sampai saat ini belum memiliki anak.
Alkitab memang mengajarkan kita bahwa suami itu kepala rumah tangga, namun tidak berarti wanita itu dipaksakan secara “diktator” harus mendengar apa saja yang telah diputuskan suami, tanpa ia sendirti memiliki inisiatif yang kreatif. Kalau wanita sebagai isteri bersifat pasif, maka akan menjadi sangat lemah sekali apabila sang suaminya juga orang yang pasif, jadi perlu keseimbangan sehingga ada ide-ide baru dalam rumah tangga ini. Wanita yang kreatif dengan sepengetahuan suami dapat mengajukan hal-hal yang sifatnya positif . Mengapa saya katakan kita perlu ide yang positif? Sebab memang ada ide-ide yang sifatnya negatif, hal itu tidak membangun iman kerohanian malah menjerumuskan kita ke dalam dosa. Kita akan melihat secara kilat, bahwa di dalam Alkitab sendiri ada beberapa wanita yang secara terus-terang mengajukan ide yang negatif. Misalkan saja :
1. Sara (Kejadian 16:1-18, 21:8-21)
Salah satu ide di dalam kehidupan berumah-tangganya dengan suaminya Abraham, ia mengusulkan agar Abraham kawin lagi, sebab ia merasa tidak sanggup lagi memberikan keturunan bagi Abraham, apalagi sekarang mereka sudah lanjut usia. Berkatalah Sara kepada Abraham: "Engkau tahu, TUHAN tidak memberi aku melahirkan anak. Karena itu baiklah hampirilah hambaku itu; mungkin oleh dialah aku dapat memperoleh seorang anak." (Kejadian 16:2) Inilah ide Sara untuk suaminya. Sebenarnya ide ini sangat bertentangan dalam konteks masa kini, tetapi saya lihat tidak terlepas akibat negatif yang dialami oleh Sara. Sebab tatkala Abraham kawin lagi dan mempunyai anak Ismael, kemudian timbul masalah. Sara mulai dipandang rendah oleh Hagar (16:4), inilah ide kreatif Sara tujuan semula adalah baik, namun caranya salah sehinga hasilnyapun negatif. Hagar akhirnya “terpaksa” harus diusir keluar dari keluarga besar Abraham (lihat Kejadian 21:8-21). Permusuhan ini berlangsung sampai saat ini.
2. Izebel (1 Raja-raja 21)
Tatkala Nabot orang Yizreel tidak mau menjual kebun Anggurnya kepada raja Ahab, maka timbul niat jahat yang diusulkan oleh isterinya Izebel untuk merampas dengan paksa. Izebel berkata kepada Ahab "Bukankah engkau sekarang yang memegang kuasa raja atas Israel? Bangunlah, makanlah biar hatimu gembira! Aku akan memberikan kepadamu kebun anggur Nabot, orang Yizreel itu." Kemudian Izebel menulis surat atas nama Ahab dan dikirimnya surat itu kepada pemuka-pemuka kota di Yizreel. Bunyi suratnya demikian "Maklumkanlah puasa dan suruhlah Nabot duduk paling depan di antara rakyat. Suruh jugalah dua orang dursila duduk menghadapinya, dan mereka harus naik saksi terhadap dia, dengan mengatakan: Engkau telah mengutuk Allah dan raja. Sesudah itu bawalah dia ke luar dan lemparlah dia dengan batu sampai mati." (1 Raja-raja 21:7-9). Jadi secara tidak langsung akhirnya raja Ahab membunuh Nabot hanya untuk mendapatkan kebun anggurnya, sungguh sangat memalukan. Padahal sebagai seorang raja yang boleh dikatakan memiliki segala-galanya, berkuasa atas segala-galanya, masalah kebun anggur tentu merupakan masalah yang sepele. Tetapi lantaran hasutan sang isteri, masalah yang kecil ini menjadi besar dan membuat Ahab melakukan pembunuhan.
3. Herodias (Matius 14:1-13, Lukas 3:19,20)
Herodias ini mantan isteri Filipus yang kemudian berselingkuh dengan Herodes dan menjadi isterinya. Semua orang bungkam terhadap masalah ini, kecuali Yohanes Pembaptis yang dengan berani menegor mereka. Matius 14:4 "Tidak halal engkau Herodias", inilah teguran Yohanes buat Herodes. Akibat teguran yang disampaikan oleh Yohanes ini membuat Herodias sangat benci kepadanya, dan kemudian memasukkan Yohanes Pembaptis ke dalam penjara (Lukas 3:19,20). Bahkan ketika anaknya Salome menari-nari, raja Herodes dengan penuh suka-cita akan memberikan hadiah kepada anaknya. Kesempatan ini dipakai oleh Herodias untuk membalas dendam lamanya yang terpendam yakni membunuh Yohanes Pembaptis, walaupun dilakukan tidak secara langsung (Matius 14:1-12)
Wanita kreatif yang diharapkan dalam bagian ini tentunya mereka yang dapat menghasilkan hal-hal positif, yang sifatnya membangun, wanita yang sanggup mendorong semangat pelayanan sang suami. Masih ingat kisah Ayub bukan? Tatkala Ayub mengalami puncak pergumulan, sang isteri bukannya menghibur dan memberikan kekuatan, tetapi justru mematahkan semangatnya. Bagi Ayub isteri yang demikian sama dengan perempuan gila.
Mari kita lanjutkan melihat ada beberapa orang tokoh wanita di dalam Alkitab yang telah mengerjakan hal-hal yang positif:
1. Ester
Zaman Ester sebenarnya zaman yang sangat genting bagi orang-orangYahudi, sebab ada seorang panglima yang bernama Haman mau menghabisi mereka. Namun Ester sang tokoh wanita ini sangat berperan, ia memakai kesempatannya sebagai ratu untuk menyelamatkan bangsanya. Semua ini tentu tidak terlepas dari pertolongan dan kasih sayang Tuhan. Haman yang sudah membuat tiang gantungan untuk menggantung Mordekhai paman Esther, sekarang gantungan itu dipakai untuk menggantung dirinya. Esther telah melakukan suatu karya besar untuk menyelamatkan orang-orang Yahudi.
2. Rut
Tatkala suaminya sudah mati, Rut mengajukan inisiatif sendiri untuk mengikuti mertuanya Naomi, di sini tidak ada unsur paksaan. Sebenarnya ia diperbolehkan bebas seperti Orpa, toh suami mereka sudah meninggal dan ia masih muda. Kalau berpisah dengan sang mertua, paling sedikit kesempatan untuk kawin lagi masih ada. Tetapi Rut memilih ikut Naomi, dia mengatakan pada Naomi "Bangsamu adalah bangsaku, Allahmu adalah Allahku, kemana engkau pergi kesitu aku pergi". Suatu keputusan yang bagi orang-orang dunia sangat merugikan, tetapi Rut menganggap ini sebagai suatu keuntungan, sebab ada dasar kepercayaan yang ditanamkan oleh sang mertua yakni bersandar pada Allah. Itulah sebabnya Tuhan Allah senantiasa memberkatinya, sehingga akhirnya Rut boleh kawin dengan Boas.
3. Maria ibu Yesus
Maria ibu Yesus juga seorang wanita yang kreatif berinisiatif. Tatkala mereka diundang hadir dalam pesta pernikahan di Kana, tuan rumah itu kehabisan persediaan anggur. Lalu Maria berinisiatif meminta kepada Yesus untuk menolong. Di tempat inilah Yesus pertama kali mengadakan mujizat yakni Air Menjadi Anggur.
Sekarang kita kembali kepada perempuan Sunem, dengan kekayaan yang ia miliki sebenarnya ia bisa hidup dengan gaya berfoya-foya, bersenang-senang menpergunakan uang dengan seenaknya. Perempuan Sunem ini tidak perlu mengerjakan tugas-tugas rumah tangga, tidak perlu mengantar anaknya ke sekolah, karena suaminya sudah tua maka ia juga tidak perlu mendampingi suaminya, cukup ditinggalkan di rumah atau dikirim ke Panti Jompo seperti yang dikerjakan oleh (maaf) banyak isteri-isteri masa kini.
Bukankah kita bisa membayangkan dan membandingkan dengan gaya hidup wanita zaman modern seperti ini menghabiskan waktu? Dia akan Ke Salon, dia akan ke Shopping Center, Senam Arisan dan sebagainya. Tetapi berbeda dengan perempuan Sunem ini; walaupun sesungguhnya konteks waktunya berbeda, saya percaya ada kegiatan-kegiatan duniawi yang dapat dikerjakannya pada saat itu. Wanita ini mempunyai wawasan perhatian yang sangat serius terhadap sekitarnya, ia peka terhadap keadaan lingkungan, namun tidak pernah berusaha mencampuri urusan orang lain. Dengan teliti ia selalu memperhatikan orang-orang yang melintasi rumahnya,namun ia bukan mata-mata atau diktektif. Kali ini ada seorang yang agak lain, bukan karena ia orang aneh; tetapi sifatnya sangat ramah dan baik tentunya yang telah menggerakkan wanita ini mengundangnya makan di rumah. Bukan hanya sekadar makan, tetapi juga tawaran menumpang di rumahnya; bahkan ia bermaksud mendirikan sebuah kamar untuk hamba Tuhan itu. Apa yang dipersiapkan oleh perempuan Sunem ini merupakan yang terbaik, ia mendirikan kamar yang permanen, bukan kamar darurat, artinya ia memberikan dan mengerjakan yang terbaik buat seorang hamba Tuhan.
Sekarang timbul pertanyaan? Setelah melewati berkali-kali dalam setiap tahun kita memperingati Hari Ibu, apa ide kreatif anda sebagai wanita Kristen di gereja ini? Pernahkah anda merencanakan dan mengerjakan sesuatu, baik itu karya yang kecil maupun yang besar untuk Tuhan dan hamba-Nya. Pernahkah anda mencoba untuk mencari tahu sebenarnya apa yang sedang diperlukan oleh gereja kita lalu berusaha untuk mencari jalan keluar. Para pria sesuai dengan tugasnya di kantor dan perusahaan biasanya tidak sempat memikirkan semua ini, dan hal ini memang sangat cocok dikerjakan oleh seorang wanita yang kreatif. Selain itu, pernahkah sebagai ibu rumah tangga, anda memikirkan suatu rancangan untuk masa depan keluarga anda? Permisi tanya, anak-anak anda itu ada di mana saat ini ? sudah ke gereja belum? Lalu suami anda saat ini di mana? Sudahkah mereka mengalami Anugerah Keselamatan dari Tuhan. Kalau mau menjadi ibu yang berhasil, kita harus mencari mereka dan memenangkan mereka buat Tuhan. Ini hadiah yang terbesar yang bisa diberikan oleh seorang ibu.

Lalu buat anda yang menjadi anak atau masih mempunayi ibu, apa yang engakau kerjakan buat ibumu sela ini? Kalau memang kita mau menyatakan kasih saying kita kepada ibu kita, lalukanlah sekarang semas ia masih hidup. Kalau ia sudah mati tidak ada gunanya lagi. Anada bisa menangis sekeras-keras untuk menyatakan kasihmu, tetapi tidak ada gunanya. Sudah terlambat.

Dulu, di Tiongkok ada seorang ibu yang sangat mengasihi anaknya, bahkan sampai anak ini sudah dewasa dan menikah. Sejak kecil ayah dari anak itu sudah meninggal dan hanya dia satu-satunya menjadi tumpuan harapan si ibu. Namun sangat disayangkan anak yang selama ini begitu dikasihi, ternyata tidak membalas budi baik ibunya, ibarat pepatah yang berbunyi "Air susu dibalas dengan air tuba."

Si ibu setiap hari selalu mengantar nasi untuk anaknya di ladang, karena kerja anaknya sebagai pertani. Tidak pernah ada ucapan terima kasih yang terlontar keluar dari mulut si anak ; tetapi sebaliknya omelan dan kemarahan. Apabila ibunya datang agak cepat, maka ia memarahi ibunya dan sebaliknya kalau datang terlambat, tidak jarang ia memukul ibunya.Si Ibu hanya bisa mengelus-ngelus dada, tidak ada tempat untuk mengadu.

Suatu pagi di ladang, ada kejadian yang sangat menarik yaitu petani tersebut duduk-duduk sambil memperhatikan anak-anak burung yang terbang mondar-mandir. Karena rasa ingin tahu maka iapun memanjat pohon tempat sang burung itu berada. Sungguh terkejut tatkala ia melihat seekor induk burung yang sedang menunggu anaknya yang sedang mencari makanan untuknya. Lalu iapun berpikir, selama ini ibunya yang mengantar nasi untuknya, tetapi ia berlaku kejam tehadap ibunya. Sedangkan anak-anak burung itu justru yang mencari makanan untuk ibunya. Petani ini mulai sadar dan ia merasa mnyesal sekali dengan perbutannya selama ini. Iapun berjanji pada dirinya, apabila nanti siang ibunnya datang, ia akan minta maaf dan memohon pengampunan.

Siang itu ia tidak dapat bekerja dengan tenang, hatinya sangat kacau untuk menunggu kedatangan ibunya.Dari jauh mulai kelihatan seorang ibu yang berjalan terseok-seok sambil membawa rantang. Petani ini melihat ibunya datang ia melompat dengan penuh gembira. Ia ingin segera memluk ibunya dan minta maaf. Ia merasa tidak sabar lagi melihat ibunya yang berjalan sangat lambat, maka iapun segra beranjak kearah ibunya.

Sebaliknya dari jauh si ibu melihat anaknya datang dengan langkah berlari, maka ia menjadi ketakutan sekali. Sebab biasanya kalau keadaan demikian itu pertanda bahwa anaknya sedang marah, itulah sebabnya maka si ibu berbalik dan berlari. Anaknya terus mengejar, hingga si ibu merasa putus asa, kemudian tanpa pikir panjang lagi ia lompat ke sungai dan mati. Tidak ada kesempatan baginya untuk mengasihi sang ibu.

Bagaimana dengan orang-orang percaya? Perhatikanlah bahwa di dalam Alkitab tidak pernah diajarkan seorang anak itu kurang ajar terhadap orang tuanya, bahkan dengan jelas Alkitab meminta kepada kita supaya mengormati mereka. Yesus sendiri, pada masa akhir hidupnya, di atas kayu salib, IA tidak lupa menitipkan ibunya kepada Yohanes, karena Yesus tahu hal itu sangat penting. Menghormati orang tua bagi seorang Kristen tentu bukan pada saat mereka sudah mati, tetapi selagi mereka masih hidup. Dan ingat; dengan menghormati orang tua kita, Tuhan memberikan garansi umur panjang kepada kita. Permisi Tanya Sudahkah anda melakukannya??

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home