KUALITAS HIDUP ORANG PERCAYA

Monday, February 13, 2006

MUJIZAT UNTUK MENEGUHKAN IMAN

MUJIZAT UNTUK MENEGUHKAN IMAN

Markus 2 : 1- 12

Sering kali anak-anak Tuhan salah kaprah terhadap masalah mujizat ini. Ada orang berpikir bahwa selama hidupnya apabila tidak ada kejadian yang spektakuler, maka ia tidak dapat bersaksi untuk memuliakan nama Tuhan. Hanya orang-orang tertentu saja yang telah mengalami kejadian-kejadian bin “Ajaib” yang boleh bersaksi bahwa ia mengalami mujizat Tuhan. Pandangan semacam ini tentunya salah, sebab Alkitab justru tidak mengajarkan demikian.

Kehidupan kita sehari-hari saja saat ini merupakan mujizat yang besar, karena pekerjaan Tuhan nyata dalam diri kita setiap pribadi, dan itu luar biasa. Hari ini kita dapat berpikir, melihat , membaca, menulis, makan dan sebagainya, hal ini semua adalah mujizat Tuhan yang sedang bekerja setiap hari.

Melalui bacaan Alkitab hari ini kita akan melihat sebenarnya apa peranan mujizat bagai kehidupan kita orang percaya? Apakah orang percaya harus mengalami mujizat yang terlihat spektakuler? Apakah orang kristen baru dikatakan rohani kalau mujizat di da lam hidupnya luar biasa? Seberapa pentingkah mujizat itu? Mari kita lihat hal ini di da lam kontek Markus 2 : 1-12

1. MUJIZAT BUKAN TUJUAN UTAMA PELAYAN YESUS

Perhatikanlah bahwa setiap kali Tuhan Yesus melayani, ia tidak mendahulukan mujizat tersebut. Sebab baginya mujizat itu tidak begitu penting, yang penting justru pengajaran Tuhan. Ia mau orang-orang yang mengikut Dia mengerti bahwa untuk mengikuti Dia bukan oleh karena mujizat. Tetapi orang-orang yang mengikutnya harus sadar bahwa ia memerlukan Yesus, karean yesus adalah Juruselamat manusia.

Lihat ayat 1 mencatat, bahwa berbondong-bondong orang datang pada Yesus, tujuan utama mereka bukan mencari mujizat. Apa yang mereke lakukan? Markus 2 : 2 mencatat “Maka datanglah orang-orang berkerumun sehingga tidak ada lagi tempat, bahkan di muka pintupun tidak. Sementara Ia memberitakan firman kepada mereka Merka mendengar dengan setia apa yang diajarkan Tuhan Yesus” Jadi di sini merka mendengar dengan setia apa yang dijarkan oleh Tuhan Yesus. Saya takut kalau kesalah-pahaman ini kita bawa-bawa, maka akhirnya kita juga menganggap mujizat itu sebagai suatu entertainment. Jadi mujizat itu sebagai demonstrasi tentang kedahsyatan Tuhan, tentu bukan itu tujuan utama mujizat itu. Buktinya Yesus di Kapernaum ini Yesus bukan memperagakan mujizat, tetapi mengajar murid-murid-Nya. Kalaupun akhirnya ada orang yang disembuhkan, hal ini merupakan bekal kuasa pelayanan yang dimiliki Yesus.

2. . MUJIZAT BUKAN SARANA UTAMA SUPAYA ORANG PERCAYA

Ketika Tuhan Yesus diperhadapkan oleh orang yang lumpuh itu, maka kalimat yang dikatakan Tuhan Yesus adalah “ Dosamu telah diampuni”. Yesus ingain mengajarkan kepada orang banyak itu bahwa yang paling penting di dalam kehidupan manusia justru pengampunan dosa kita. Apa artinya si lumpuh berjalan, namun ia tidak memperolah keselamatan dari Tuhan.

Hari ini kita banyak bertemu dengan orang-orang sehat, kaya, dan memiliki segalanya, namun satu-satunya yang tidak dimiliki adalah Keselamatan dari Tuhan Yesus. Kalau demikian apa artinya hidupa ini? Mungkin orang tersbut boleh bersuka ciat , berpesta pora dengan harta kekayaannya yang bersifat sementara itu, namun ia tetap saja tidak memiliki bagian did lam kerjaan Surga.

Ada gereja-gereja tertentu saat ini yang sangat menekankan mujizat. DI surat-surat Kbar tidak jarang kita temukan kalimat yang berbunyi “ Hadirilah beramai-ramai di dalam Kebaktian Kebangunan Rohani malam ini, yang lumpuh, yang tuli, yang buta semua akan disembuhkan” Saya bukan tidak percaya Yesus berkuasa menyatakan mujizatnya hari ini. Namun kalau memang sarana kesembuhan ini mau dikedepankan, bukankah lebih baik si pendeta datang saja ke panti Tuna Netra, ke Rumah sakit orang lumpuh, sehingga lebih tepat bagi mereka untuk dilayani.

Perhatiakan Markus 1 : 44 "Ingatlah, janganlah engkau memberitahukan apa-apa tentang hal ini kepada siapapun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan, yang diperintahkan oleh Musa, sebagai bukti bagi mereka” Kejadian di dalam bagian ini juga membuktikan bahwa Yesus tidak ingin , karena mujizat baru orang-orang percaya kepadaNya.

3. MUJIZAT BUKAN KEBUTUHAN UTAMA ORANG PERCAYA

Terlalu kerdil iman orang percaya kalau harus ada mujizat yang terlihat baru percaya. Mujizat justru diulakukan bagi oprang-orang yang imannya tidak kuat, sehingga mereka dikuat kembali. Masalahnya hari ini kita sudah seperti dikelabui terhadap masalah ini, seakan-akan mereka yang mengalami mujizat spektakuler baru disebut orang-orang rohani, sedangakn merka yang biasa-biasa saja dikatakan kurang beriman. Apalagi kalau doa-doa yang dipanjatkan belum terkabul, mulailah diselidiki apakah orang tersebut berbuat dosa, sehingga Tuhan tidak menjawab doanya.

Contoh praktis yang hendak saya sampaikan untuk membuktikan bahwa sesunguhnya bukan Mujizat spektakuler yang kita perlukan adalah “ Suatu hari misalnya anggota gereja kita hendak mengadakan acara piknik bersama ke Puncak, lalu berangkatlah dua bus dari halaman gereja penuh dengan penumpang. Sebelum berangkat sang pendeta sudah berdoa, kiranya Tuhan Yesus melindungi perjalanan ini sehingga tiba di tempat tujuan dengan tiada kurang apapun. Namun apa lacur, salah satu bus, katakanlah bus “A”, tiba-tiba bannya meledak dan sempat oleng serta menabrak pagar jalan tol. Kaca-kaca bus banyak yang pecah, ada anggota yang kejeduk kepalanya dan benjol, beberapa luka-luka karena pecahan kaca, ada yang sempat pinsan karena kaget. Namun puji Tuhan, busnya masih bisa dipakai untuk menuju tempat tujuan. Setelah mereka yang luka itu diobati di puskesmas terdekat, maka diputuskan perjalana ini dilanjutkan. Maka tibalah merka di Puncak dengan selamat.

Malam harinya mereka mengadakan persekutuan, kemudian pendeta meminta jemaatnya bersaksi? Permisi tanya kira-kira penumpang bus mana yang yang lebih banyak bersaksi? Ternyata yang bersaksi kebanyakan dari bus yang “A” yakni yang kecelakaan itu. Mereka mengatakan puji Tuhan, Tuhan telah mengerjakan yang luar biasa di dalam hidupnya, walau bus sempat oleng menabrak pagar , namun dia tetap hidup walaupun penuh luka-luka. Lihatlah, inilah yang saya sebut dengan kita telah dikelabui. Mengapa demikian? Sebab kalau memang kita lebih senang dengan kejadian yang spektakuler, mengapa pada saat pendeta berdoa di gereja tidak meminta agar bus yang membawa penumpang ini mengalami kecelakaan dahsyat, supaya kita lebih memuji Tuhan?

Sekali lagi, jikalau manusia telah mengalami pertobatan, dan menerima keselamatan dari Tuhan Yesus, itu jauh lebih penting dari segala mujizat spektakuler yang ada, sebab semua itu bersifat sementara. Dan kalau Tuhan Yesus sampai harus menyembuhkan orang yang lumpuh itu, semata-mata karena iman, dan juga karena ia hendak menyatakan kuasaNya, bukan sarana utama untuk mengabarkan berita keselamatan itu. Tuhan Yesus ingin kita mengenal Dia bukan sekadar sebagai dukun atau dokter yang menyembuhkan sakit-penyakit, tetapi Tuhan yang berkuasa di atas segalanya, tentunya termasuk sakit-penyakit. Ia sanggup memeberikan keselamatan kepada kita yang tiada bandingnya, hal ini lebih berarti dari kesembuhan, kekayaan, jabatan, kepandaian dan segala-galanya.

2 Comments:

  • At 11:47 PM , Blogger Ricky said...

    puji Tuhan atas khotbah yang menyegarkan iman kepada Tuhan Yesus yang mempunyai mujizat itu. amin

     
  • At 11:07 AM , Blogger Unknown said...

    puji tuhan yesus..saya setuju.bahwa muzijat bukanlah yg terpenting melainkan kepercayan.thanks buat share.

     

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home