KUALITAS HIDUP ORANG PERCAYA

Friday, March 10, 2006

MENJADI SAKSI KRISTUS

MENJADI SAKSI KRISTUS
(Matius 28 : 18-20, Kisah 1 : 8b)

Kita tidak diminta Tuhan Yesus datang ke gereja dengan konsep 5 D. Apa maksudnya? 5 D itu adalah , Datang, Duduk , Diam, Dengar, Duit, tetapi kita perlu 5 P, apa itu? Persiapkan hati, Pikirkan baik-baik, Pelajari Firman Tuhan, Pakailah diri sendiri, dan Pergi menjadi saksi Kristus. Seberapa pentingkankah Menjadi Saksi Kristus?

Sebagai umat Tuhan, sering kali kita lalai akan tugas kita yang paling penting. Kita berpikir apabila telah menghabiskan waktu berjam-jam melayani di gereja itu sudah cukup. Padahal ada suatu tugas yang sangat mendasar, yang harus kita lakukan. Yakni pergi menjadi saksi Kristus. Menyaksikan kepada orang banyak, apa yang Yesus perbuat terhadap diri kita. Menyaksikan Karya dan Kasih Kristus kepada orang-orang yang berada di luar gereja. Apabila kita terlalau santai di gereja, maka sering kalai yang timbul adalah masalah. Namun kalau kita sibuk menjadi saksi Kristus, kita tidak sempat lagi mencampuri urusan orang lain.

Dalam sebuah majalah bulanan Moody diceritakan tentang seorang bernama Peter Stam. Di situ dikatakan bahwa ia tidak pernah menyia-nyiakan kesempatan untuk bersaksi bagi Kristus. Pada suatu hari ia masuk ke dalam sebuah “Lift”. Dalam lift itu Peter Stam hanya berdua dengan wanita petugas lift itu. Peter Stam berkata kepada petugas lift itu; “Kiranya perjalanan anda yang terakhir did lam hidup ini adalah naik (menuju ke sorga), bukan turun (menuju ke neraka)”.

Petugas itu kaget mendengar perkataan itu. Sebagai jawaban, Peter Stam hanya memberikan senyuman manis. Selanjutnya Peter Stam berkata : “Sekarang saya berumur 70 tahun dan tidak lama lagi saya akan bertemu dengan Juruselamat saya. Saya harap saya akan bertemu dengan anda nanti di sana” Inilah kesaksian yang diberikan dengan berani oleh Peter Stam. Kesaksian yang singkat, namun sangat menyentuh hati seseorang. Saya pikir kita juga dapat melakukannya.

Sekarang timbul pertanyaan? Apa itu bersaksi? Mengapa bersaksi itu harus dilakukan? Mari kita lihat apa yang dimaksud dengan bersaksi bagi kristus itu :

Bersaksi adalah menceritakan apa yang kita alami

Setiap orang yang mengaku Yesus sebagai Juruselamatnya, maka panggilan untuknya adalah menjadi saksi. Setiap orang percaya harus mengetahui tugas ini.(Matius 28 : 18-20) Namun tidak jarang kita temukan masih banyak orang-orang percaya yang masih takut bersaksi. Mengapa takut? Apabila kita pergi kepengadilan, jika ada seorang saksi yang takut bersaksi maka kemungkinan besar bahwa kesaksiannya itu bohong atau tidak benar dan omong kosong. Kemungkinan lain adalah saksi tersebut sedang diintimidasi, ditekan, diancam dan sebagainya, sehingga ia takut berbicara.

Mengapa orang Kristen tidak berani bersaksi? Apakah kita sedang percaya pada Juruselamat yang palsu? Apakah kita sedang berada di bawah ancaman? Ingatlah, ayat 18 berbunyi : “Yesus telah menerima segala kuasa baik di sorga dan di bumi” Artinya bahwa, Yesus berkuasa atas segala-galanya.

Biasanya di pengadilan, seorang saksi dihadirkan tugasnya untuk menceritakan dengan jujur dan benar apa yang diketahuinya saja. Ia tidak perlu membela diri, berdebat atau berusaha meyakinkan orang lain. Bahkan ia tidak perlu menceritakan apa yang dialami atau yang diketahui tentang masalah lain. Orang lain mau percaya atau tidak, bukan masalah yang penting saksi tersebut telah menceritakan dengan jujur dan benar. Ketidakpercayaan seseorang tidak akan mengubah kebenaran menjadi salah atau keaslian menjadi palsu.

Sedangkan untuk membela ada tugas orang lain lagi, yang kita sebut dengan pengacara atau pembela. Orang ini dibekali berbagai ilmu dan ahli untuk membela kliennya. Jadi jelas sekali, bersaksi cukup gampang bukan. Ceritakanlah apa saja yang anda ketahui, yang penting ceritakan dengan jujur dan benar.

Konteknya kita sebagi orang percaya, kalau kita diminta menjadi saksi Kristus artinya; kita mesti ceritakan apa saja yang kita alami bersama Tuhan Yesus. Memang saya mengetahui untuk memulainya tidak gampang. Apalagi kadang kita harus menghadapi mereka yang keras kepala dan tegar tengkuk, sehingga menutup telinga ketika mendengar kesaksian kita. Itu sebabnya kita perlu mencari cela-cela dan momen dan kesempatan percakapan yang tepat, sehingga dengan mulus menceritakan kesaksian kita. Kita juga memerlukan adanya cara dan teknik yang memancing agar pintu hati orang-orang boleh terbuka mendengar kesaksian kita.

Saya mencoba memberikan beberapa tips untuk kita., saya yakin setiap kita juga dapat membuat tips itu sendiri untuk memancing diri supaya anda dapat masuk dengan mulus untuk bersaksi.

1. Misalnya ketika anda bertemu dengan seseorang? Maka biasanya kita berbasa-basi dengan berkata Hallo, apa kabar? Mungkin dia akan menjawab Kabar baik? Lalu pasti ia akan bertanya balik pada bagaimana kabar kita? Maka kita bisa menjawab dengan jawaban yang memancing: “Keadaan saya lebih baik dari waktu-waktu kemarin?” Dia bakal bertanya, “apakah anda sakit?” Maka terbukalah kesempatan bagi anda untuk mulai bersaksi. “ Saya tidak sakit, namun semenjak tiga tahun yang lalu saya menerima keselamatan dari Tuhan Yesus, maka hidupku rasanya setiap hari lebih baik dari kemarin”

2. Kalau anda kebetulan naik taksi, lalu hendak memulai pembicaraan anda dengan sang sopir. Mungkin kalimat ini dapat membantu “Saya dengar sangat berbahaya kalau jalan di jalan ini pada waktu malam?” Mungkin iya akan menjawab, iya banyak perampoknya atau apa saja? Lalu kita bertanya lagi, “tahukah anda di mana yang paling aman?” Barangkali ia akan menjawab tidak tahu, satu dia sebutkan satu tempat.. Maka kita dapat mengatakan : “Hidup yang paling aman dalam diri saya adalah adalah semenjak saya menyerahkan pimpinannya kepada Tuhan Yesus “


3. Selain uang dan kartu krediit ada orang yang bangga meletakkan foto-foto keluarganya di dalam dompet. Anda boleh coba itu. Lalu anda keluarkan dompet dan memperkenalkan diri, ini isteri atau suami dan anak-anak. Lalu anda dapat melanjutkannya, namun sesunggunya, sejak 5 tahun yang lalu saya tidak menjadi kepala rumah tangga. Atau semenjak 5 tahun lalau suami saya tidak menjadi kepala rumah tangga, kalau anda seorang wanita. Tentu hal ini mengundang pertanyaan? Mengapa? Maka jawaban kita: “Semenjak saya percaya pada Tuhan Yesus sebagai Juruselamat pribadi saya, maka kepala Rumah Tangga kami adalah Yesus Kristus,. Itu sebabnya saya tidak pernah merasa kuatir akan kehidupan keluarga kami baik keuangan, kesehatan , pekerjaan, kemanan dan sekolah anak-anak.”


Bersaksi bukan untuk memenangkan jiwa

Jelas sekali Alkitab mencatat bahwa kita diminta bersaksi. Hanya bersaksi dan tidak ada tugas memenangkan jiwa, walaupun akhirnya ada orang yang dimenangkan bagi Tuhan. “Dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung Bumi “(Kis 1 :8b) Kesaksian kita akan Kristus itu tidak hanya dilakukan di dalam lingkungan gereja, tetapi kita akan keluar menerobos komunitas umum. Maksudnya, kesaksian itu akan disampaikan kepada mereka yang menembus ras, bangsa dan bahasa.

Konsep pelayanan yang ada di dalam Matius 10:5-6 agak berbeda. Waktu itu sasaran penginjilannya masih hanya orang-orang Yahudi, maka sekarang sasarannya adalah ‘semua bangsa’! Untuk mencapai ini maka orang-orang percaya pada saat itu mengalami tekanan dan ancaman, sehingga karena pekabaran Injil mereka diancam, ditangkap bahkan dibunuh. Dengan demikian maka diaspora terjadi, para rasul dan pekabar Injil beserta orang-orang percaya harus berpencar ke seluruh penjuru bumi. Itu sebabnya hari ini kita mendapat kesempatan mendengarkan kabar keselamatan itu.

Terlalu egois, kalau kekristenan adalah agamanya orang Yahudi saja. Bahkan ada konsep pemikiran yang salah yang mengatakan bahwa Kristus adalah Juruselamat untuk orang Yahudi saja. Kristus datang ke dunia hendak menyelamatkan semua orang, itu sebabnya Kristus bukan hanya untuk golongan atau untuk bangsa tertentu saja. Tugas kita menjadi saksi buat semua orang di dunia ini.

Kondisi pada jaman itu sebagai saksi Kristus tentu sangat berbahaya, sebab pihak pemerintah Roma tidak segan-segan menangkap mereka. Jadi walaupun bersaksi itu gampang, namun pelaksanaannya cukup sulit. Namun kita perlu bersyukur kalau saat ini kita masih diberi kesempatan bercerita pada orang lain, itu sebabnya maka bersaksilah tentang Kristus. Ketimbang bercerita hal-hal yang tidak berguna, bukankah lebih baik kita menceritakan tentang Yesus. Tugas yang diberikan Tuhan Yesus bukan untuk memenangkan orang, hanya bersaksi. Dan Roh Kudus yang bekerja untuk mengubah hati mereka yang mendengar kesaksian kita. Syukur kalau melalui kesaksian kita ada yang percaya kepada Tuhan Yesus sebagai Juruselamat.

Bersaksi itu mandatnya dari Yesus Kristus

Yesus tidak memanggil kita untuk mati bagi-Nya, hal ini tidak ada gunanya, sia-sia. Tetapi Yesus memanggil kita untuk hidup bagi-Nya, memberitakan Injil-Nya. Pertanyaannya adalah , mana lebih sulit hidup bagi Tuhan Yesus atau mati bagi Tuhan Yesus? Spontanitas ada yang mengatakan mati bagi Tuhan Yesus? Sebab ia merasakan betapa menderitanya mati bagi Kristus itu. Tetapi saya ingin mengatakan kepada anda, bahwa hidup bagi Kristus akan lebih sulit. Sebab seumur hidup kita berjuang untuk Kristus. Kalau mati bagi Kristus gampang saja, mungkin secepat selentikan, kita sudah mati. Namun bila hidup bagi Kristus kita memiliki tantangan dan godaan seumur hidup. Itu sebabnya, tidak kalah penting kehidupan pribadi dari orang yang menjadi saksi ini juga sangat diperhitungkan.

Lihat ayat 19-20: Amanat Agung Tuhan Yesus. Di sana dikatakan “‘Jadikanlah semua bangsa muridKu’. Kalau kita perhatikan di dalam teks bahasa aslinya ‘jadikan murid’ adalah satu-satunya kata perintah dalam bagian ini. Sedang ‘pergilah’, ‘baptislah’, dan ‘ajarlah’ apa yang merupakan tindakan seorang murid. Karena Amanat Agung adalah perintah Tuhan sedangkan Tuhan juga telah memiliki kuasa di sorga maupun di bumi, tentu kita tidak perlu takut lagi menjadi saksi-Nya.

Memang untuk menjadi saksi Kristus kita perlu hikmat, supaya kita tidak terjebak pada orang-orang yang hendak mencelakakan kita sebelum waktunya tiba. Artinya, tatkala di dalam bersaksi itu ternyata ada bahaya yang terjadi, jika memang masih ada kesempatan bagi kita melepaskan diri, tentu dengan hikmat kita mengambil kesempatan tersebut. Kemungkinan Tuhan Yesus akan memakai kita lagi dikesempatan dan waktu yang lain. Tuhan Yesus sendiri sebelum waktunya tiba, Ia tidak akan menyerah begitu saja.

Kalau ada orang bertanya, mengapa kita ngotot menyaksikan tentang Kristus. Maka jawabannya adalah di dalam Kisah 4:12 - “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan”. Jadi tidak dapat ditawar-tawar lagi, hanya Tuhan Yesus yang paling berkuasa dan siapapun orangnya harus tunduk pada-Nya. 1Yohanes5:11-12 - “Dan inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam AnakNya. Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup”.

Itulah sebabnya apabila dikatakan bahwa orang yang tidak percaya pada Tuhan Yesus Kristus sebgai Juruselamat pribadinya akan masuk neraka, hal ini bukan menakut-nakuti, tetapi kebenarannya memang demikian. Karena Kristus adalah satu-satunya Juruselamat manusia. Tentu bagi yang tidak mau percaya dan menerima Yesus sebagai Jurusela­mat harus membayar dosanya sendiri. Demi Tuhan Yesus dan kita mengasihi sesama , maka jangan takut menajdi saksi bagi Kristus.

Perintah Tuhan Yesus itu meminta kita “pergi”, dengan demikian kita didorong untuk keluar, bukan hanya tunggu di dalam gereja. Pergi juga berarti, kita harus keluar dari gereja dan menjadi saksi. Di mana , kapan dan untuk siapa saja. Mungkin tempat itu adalah kantor, kampus, pasar, di atas kereta api, bus, pesawat, alun-alun dan ryumah kita sendiri. Sudah dan bersediakah kita menjadi saksi-Nya? Ingatlah, Amamat Agung ini berlaku bagi semua orang yang mengaku percaya pada-Nya.

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home