KUALITAS HIDUP ORANG PERCAYA

Friday, January 20, 2006

IMANUEL : TUHAN BESERTA KITA
(Yesaya 7 : 14; 8:8 dan Matius 1:23)

Kata Imanuel semestinya tidak asing bagi orang percaya, khususnya menjelang Natal. Imanuel yang berarti Tuhan Beserta Kita ini hanya muncul tiga kali di dalam Alkitab kita. Di dalam Perjanjian Lama dua kali ykni di Kitab Yesaya 7:14 dan 8:8 sedangkan di dalam Perjanjian Baru tepatnya di dalam Injil Matius ditemukan di 1:23 merupakan kegenapan tulisan Yesaya.

Penyertaan manusia itu sungguh tidak kekal, sebab sifatnya sementara. Walaupun yang menyertai kita itu orang tua kita, suami atau isetri kita tetap saja mereka terbatas. Di dalam kurun waktu dua Minggu akhir Nopember dan awal Desember 2002, di gereja saya menemukan berturut tiga keluarga yang berduka karena orang-orang yangf merweka kasihi itu meninggal dunia. Hal ini sekali lagi membuktikan bahwa manusia sangat terbatas. Siapapun dia, baik kaya maupun miskin, tua maupun muda, berpendidikan maupun tidak, berpangkat atau tidak; mereka pasti akan merninggalkan kita. Perlunya penyertaan dari orang lain juga membuktikan bahwa manusia tidak sanggup untuk hidup menyendiri.

Sering kali kita mendengar ada orang yang takut kalau ditinggal sendirian, ada yang tidak berani tidur sendiri di kamar; ada teman yang baru melihat film atau mendengar cerita “horror”, tidak berani sendiri masuk Toilet. Orang-orang seperti ini butuh kawan, butuh pendamping, namun sekali lagi pendamping mereka itu sifatnya sementara, suatu saat kalau pendampingnya sakit, berhalangan atau meninggal dunia, maka ia sudah tidak ada yang menemani lagi. Itu sebabnya kalau di dalam Alkitab dikatakan Imanuel : Tuhan Beserta Kita, tentunya ini merupakan suatu suka-cita dan penghiburan yang besar bnagi kita sekalian, sebab penyertaan Tuhan tidak bersifat sementara, tetapi bersifat kekal.

Selanjutnya untuk memahami lebih jelas kata Imanuel ini, kita harus memperhatikan kontek awal tatkala munculnya istilah ini. Waktu itu Kerajaan Aram dan Kerajaan Israel hendak membentuk koalisi dengan Kerajaan Yehuda supaya mencegah laju perkembangan kekuasaan Asyur. Waktu itu Kerajaan Yehuda sangat ragu sehingga mereka tidak mengambil keputusan untuk mengikuti ajakan koalisi itu, sehingga hal tersebut menimbulkan kemarahan dapi pihak Aram dan Israel. Itu sebabnya Aram dan Israel mengambil keputusan untuk menghukum Yehuda. Mendengar berita ini , Ahas raja Yehuda menjadi gematar dan takut. Bersamaan dengan itu Yesaya diutus Tuhan untuk menjumpai Ahas untuk memberitahukan supaya beliau jangan takut, sebab kekuasaan musuhnya hampir berakhir dan mereka tidak dapat membahayakan lagi. Bahkan Yesaya menyuruh Ahas memohon pertanda untuk membuktikan kebenarnnya, namun Ahas tetap saja menolak. Menanggapi hal ini maka Yesaya memberitahukan bahwa Tuhan akan memberikan suatu pertanda bagi bangsa Yehuda. Dalam penglihatan nabi ia melihat seorang anak darah (dalam bahasa Ibrani dipakai kata “alma”) yang artinya seorang wanita yang belum atau tidak menikah tetapi akan melahirkan seorang bayi yang diberi nama Imanuel yang artinya Tuhan Beserta Kita.

Ibu bayi itu seorang wanita yang belum menikah, yang masih suci atau perawan, Yesaya dalam hal ini memakai kata “alma”. Ada orang mengatakan bahwa Yesaya tidak ingin mengajarkan kelilahian bayi melulu dari seorang dara, seandainya ia mengini itu ada kata yang lebih cocok yakni “betula”. Tetapi penyelidikan di Perjanjian Lama mengungkapkan bahwa kata ini kurang mantap sebab mempunyai dua pengertian. Kata “betula” dapat mengacu kepada seorang dara, tetapi kalau itu maksudnya maka kata itu sering ditambah ucapan dia belum pernah bersetubuh dengan laki-laki (Kejadian 24:16). Kata “betula” juga dapat menggambarkan seorang perawan yang sudah tunangan, tetapi lebih sering kata “betula” mengacu pada wanita yang sudah kawin (Yoel 1:8) Ada lagi kata lain yang bisa mengacu kepada “wanita muda” yakni “Na’ara”, tetapi Yesaya dalam hal ini memakai “alma”. Konsep pemakaian kata ini sesungguhnya hampir sama dengan bahasa Indonesia, kalau kita mengatakan “wanita” itu mengacu kepada wanita yang sudah atau belum menikah, atau kalau kita memakai kata”perempuan” itu juga mengacu kepada perempuan yang sudah atau belum menikah, namun kalau kita memakai kata “gadis”, semestinya harus diartikan bahwa wanita itu belum menikah. Kalau dalam bagian ini Yesaya memakai kata “alma” , itu berarti Yesaya mau katakana bahwa wanita muda yang melahirkan anka itu adalah wanita yang yang masih perawan, yang hanya bisa melahirkan anak karena mujizat; dan yang dilahirkan itu diberi nama Imanuel : Allah beserta kita.

Seberapa pentingnya Allah Beserta dengan Kita? Mengapa Allah beserta kita diperlukan? Ada tiga alasan yang saya catat di dalam bagian ini sehubungan dengan “Imanuel” itu dibutuhkan oleh manusia.

I. Allah sanggup memberi Damai

Kehidupan manusia di dunia ini terbatas. Kekayaan, kepandaian, kecantikan, harta benda akan menjadi tidak berarti tatkala penyakait itu datang, apalagi kematian. Benar, semua itu penting bagi kita tatkala kita masih hidup, kita bekerja, kita usaha, kita belajar mati-matian untuk mendapat dan mengumpulkannya. Namun sesungguhnya semua itu sifatnya sementara, ibarat debu atau awan yang sebentar hilang dan terbang diterpa angin. Itu sebannya dibutuhkan “Imanuel” Allah Beserta Kita. Alkitab mengatakan : Jikalau Allah dipihak kita, siapapun tidak sanggup mengalahkan kita”. Allah dipihak kita saja tidak ada yang bisa mengalahkan kita, apalagi sekarang Allah Beserta Kita, tentunya kekuatannya lebih dahsyat lagi.

Ketika seorang pemain Akrobat berhasil memperagakan berjalan di atas seutas tali, menyeberangi sebuah gedung ke gedung yang lain, semua penonton bertepuk tangan riuh ria. Tatkala pemain Akrobat itu hendak kembali ke tempat semula, ia bermaksud mengajak salah seorang penonton untuk ikut serta dia, tetapi tidak satupun orang yang berani. Tiba-tiba ada seorang anak kecil mengatakan ia mau ikut, dan ternyata si anak kecil itu berhasil jalan di seutas tali bersama pemain Akrobat tersebut. Selidik-punya selidik ternyata, pemain Akrobat itu adalah Ayah dari anak kecil itu. Seorang ayah tidak mungkin mencelakakan anaknya, apalagi Tuhan, IA beserta kita, mestinya tidak ada yang perlu ditakuti.

Allah diperlukan karena, sebagai manusia kita tidak sanggup menguasai diri kita sendiri, tetapi Allah sanggup. Manusia tidak mengetahui apa yang akan terjadi besok, rasanya sudah aman, tetapi tidak juga. Walaupun Amrozy dan beberrapa kawan mereka yang disebut otak pengebom di Bali sudah ditangkap, ranya persediaan B om di Indonesia cukup banyak, buktinya tanggal 5 Desember 2002 yang lalu di dekat Mc Donald kota Makassar- Ujung Pandang muncul Bom lagi. Rupanya dalam rangka menyambut Lebaran, ada yang penasaran kalau kalau Mercon dilarang oleh pemerintah, mereka tidak tidak habis akal, gunakan saja Bom! Oh…. Kehadiran Allah Beserta Kita sangat diperlukan bukan?


II. Allah Sumber kepercayaan kita

Sebenarnya semenjak manusia pertama jatuh ke dalam dosa , kita sudah kehilangan kepercayaan dari Allah dan nature dosa kita itu begitu mempengaruhi kita, membuat kita tidak berarti sebagai manusia. Sekarang ditambah lagi dengan peristiwa Word Trade Center di Amerika tanggal 11 September 2001 dan peristiwa pengeboman di Bali – Denpasar tanggal 12 Oktober 2002, manusia itu satu sama lain menjadi tidak saling percaya. Ditambah lagi bencana dahsyat tsunami tanggal 26 Desember 2004 di Aceh dan beberapa Negara lain.Sulit dibedakan, siapa yang baik dan yang jahat, sulit dibedakan yang mana teman dan yang mana lawan. Setiap kita menuju ke Plaza dan Hotel-Hotel atau tempat keramaian lainnya kita harus dideteksi, takut kalau Bom suisa Amrozy itu terbawa oleh kita. Dan celakanya deteksi itu juga bisa meleset, buktinya di Makassar meledak lagi. Dalam kondisi yang demikian, manusia tidak bisa menyelamatkan kita, hanya Allah tentunya yang akan menyelamatkan kita; itu sebabnya Allah diperlukan untuk menyertai hidup kita.

Beberapa hari yang lalu saya baru ketemu seorang pemudi anggota gereja yang saat ini sedang kerja di Jakarta. Beliau menceritakan bagaimana Tuhan menyertai dia di dalam kehidupannya. Pada hari itu di rumah kosnya, mungkin karena konslet listrik maka terjadi kebakaran; herannya yang terbakar itu hanya kamarnya. Memang tidak sampa habis semua, tetapi di dalam kamarnya berisi cukup banyak “harta-benda”nya, ada deposito, uanga asing yang hanya di simpan di dalam lemari plastik. Pemudi itu mengatakan puji Tuhan, walaupun Lemari plastik itu langsung roboh ketika dibuka, namun semua isi di dalamnya tetap utuh. Luar biasa! Kalau ini bukan karena penyertaan Tuhan, mustahil tentunya. Satpam yang jaga tidak dapat berbuat apa-apa dengan api! Seorang penulis pernah mengatakan bahwa “Penyertaan Allah di dalam hidup kita akan menjadi lebih nyata dan alami kalau kita mengalaminya di dalam hidup kita”

III. Allah menguasai seluruh hidup kita

Bukti penyertaan Allah di dalam hidup kita tidak menjamin kalau hidup kita itu selalu lancar, aman, bebas dari segala kesulitan dan sakit-penyakit. Tetapi bukti penyertaan Allah di dalam hidup kita adalah; walaupun ada sakit penyakit, kesulitan, permasalahan dan ketidak lancaran, kita percaya Allah yang menyertai kita itu sanggup untuk membawa kita keluar dari segala hambatan itu. Di dalam nyanyian kita pernah ada sebuah lagu pujian yang berjudul Tuhan Tak Janji, isi syairnya kira-kira demikian; “Tuhan tak janji, lagit Biru; Tuhan tak janji hidup senang, Tuhan Tak janji cuaca selalu cerah : Tetapi Tuhan janjikan hidup kekal……”
Di dalam Perjanjian Lama tatkala Musa membawa orang Israel keluar dari Mesir, sebenarnya penyertaan Allah pada mereka sangat luar biasa. Bayangkan, waktu itu tidak ada peta petunjuk jalan, Allah memberikan p[etunjuk jalan, pagi dan siang hari melalui Tiang Awan, sedangkan pada malam hari merteka dituntun dengan Tiang Api. Ditambah lagi Allah setiap hari memberi mereka makanan berupa Manna dan burung Puyuh. Mestinya mereka akan hidup penuh kelancaran, tetapi kenyataannya mereka juga menghadapi kesulitan, di depan mereka terbentang Laut Merah, seakan-akan mereka menghadapi jalan buntu. Tetapi siapa sangka, justru Allah yang menyertai mereka itu danmembuka jalan, lautan luas itu menjadi kering, membentuk jalan yang dapat mereka lewati dengan selamat.

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home